Kamis, 13 November 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Emilya Nurjani: Pencemaran Udara Tinggi Dipicu Cuaca Musim Kemarau

Masyarakat Jakarta mengeluh karena tingkat polusi udara di ibu kota tinggi. Kondisi yang sama terjadi di kota-kota lainnya.

Jumat, 11 Agustus 2023
A A
Dosen Departemen Geografi Lingkungan UGM, Dr. Emilya Nurjani. Foto kagama.co.

Dosen Departemen Geografi Lingkungan UGM, Dr. Emilya Nurjani. Foto kagama.co.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Secara teori, tingkat pencemaran udara beberapa waktu belakangan yang terbilang cukup tinggi, salah satunya dipengaruhi udara musim kemarau dengan curah hujan dan kecepatan angin yang rendah. Sebab jika ada hujan, maka gas hasil pembakaran akan larut dengan air dan diturunkan ke permukaan sehingga udara kembali bersih.

“Dengan kondisi sekarang, di mana sudah lama tidak hujan dan kelembaban juga cukup rendah, keberadaan gas tadi jadi banyak,” terang pengamat iklim dan lingkungan UGM, Dr. Emilya Nurjani.

Meski demikian, cuaca dan iklim bukan menjadi satu-satunya penyebab tingginya angka pencemaran udara. Faktor pemicu dari aktivitas manusia mulai dari sarana transportasi, industri, hingga permasalahan sampah ikut berkontribusi pada persoalan ini.

Baca Juga: Tiga Pulau Indonesia Diguncang Lindu Hari Ini

Kecenderungan pada musim penghujan, kualitas udara lebih bagus dibanding musim kemarau. Namun saat pandemi Covid-19, kualitas udara juga cukup baik, meskipun tengah musim kemarau.

“Jadi itu bukan satu-satunya variabel. Meskipun penghujan, jika sumber pencemaran cukup tinggi, maka kualitas udara bisa buruk juga,” imbuh Emilya.

Masyarakat dapat memantau kualitas udara melalui Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) yang diperbarui setidaknya satu kali dalam sehari. ISPU digunakan untuk menggambarkan kondisi mutu udara ambien di lokasi tertentu dan didasarkan pada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika, dan makhluk hidup lainnya.

Baca Juga: Budy Wiryawan: Aplikasi IKAN Dukung Keberlanjutan Konservasi Perikanan

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Departemen Geografi Lingkungan UGMEmilya NurjaniIndeks Standar Pencemar Udaramusim kemaraumusim penghujanpencemaran udara

Editor

Next Post
Ilustrasi pencemaran udara di perkotaan besar. Foto alvpics/pixabay.com.

Kualitas Udara Jakarta Memburuk, Presiden Dituntut Bertanggung Jawab

Discussion about this post

TERKINI

  • Ilustrasi cuaca ekstrem. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Peringatan BMKG, Cuaca Ekstrem Sepekan Ini
    In News
    Senin, 10 November 2025
  • Ilustrasi ancaman perubahan iklim bagi masa depan anak. Foto Pexels/pixabay.comJejaring CSO Ajak Anak Muda Pantau Negosiasi Solusi Iklim Indonesia di COP 30 
    In News
    Minggu, 9 November 2025
  • Berperahu menuju Pulau Pamujan di Desa Domas, Kabupaten Serang, Banten. Foto Dok. ITB.Pulau Pamujan, Punya Tutupan Mangrove Asri Tetapi Terancam Abrasi
    In Traveling
    Minggu, 9 November 2025
  • Dosen ITB, Andy Yahya Al Hakim, memberikan sosialisasi di Pusat Informasi Geologi Geopark Ijen, 15 September 2025. Foto Tim PPM/ITB.Sumber Air Sekitar Kawah Ijen Tercemar Fluorida, Gigi Warga Kuning dan Keropos
    In IPTEK
    Sabtu, 8 November 2025
  • Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Utusan Khusus Presiden Indonesia Bidang Iklim dan Energi, Hashim S. Djojohadikusumo dan Menteri KLH/BPLH Hanif Faisol Nurofiq di Forum COP 30 di Belem, Brasil. Foto Dok. KLH/BPLH.Klaim dan Janji-janji Indonesia di Forum Iklim Global COP30 Belém
    In Lingkungan
    Sabtu, 8 November 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media