Wanaloka.com – Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (EDSM) Yudo Dwinanda Priaadi mengklaim realisasi penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) mencapai 118,2 juta ton CO2 pada tahun 2022. Angka tersebut melebihi target yang dicanangkan dalam penurunan emisi pada tahun 2023, sebesar 116 juta ton CO2.
“Jadi kita sekarang sudah bonus sekitar 2 juta ton CO2. Kalau bisa, bonus ini bisa diperdagangkan di pasar karbon ke depan. We do better than our target. Sejalan komitmen dan ambisi besar Indonesia dalam menurunkan GRK,” jelas Yudo dalam acara TRIPATRA Engineering Sustainable Summit di Jakarta pada 13 Oktober 2023.
Dari penurunan emisi tahun 2022, imbuh Yudo, sektor energi berkontribusi sebesar 91,5 juta ton CO2. Berkat usaha-usaha yang telah dilakukan melalui aksi efisiensi energi, pemanfaatan energi baru dan terbarukan, penggunaan bahan bakar rendah karbon, serta penggunaan teknologi pembangkit yang lebih bersih.
Baca Juga: Nahrowi Ramli: Ganti Impor 1 Juta Pakan Ternak dengan Maggot
Adapun, realisasi penurunan emisi GRK sektor energi, menurut Yudo, dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Pada 2019, realisasi penurunan emisi 54,8 juta ton CO2 dari target 51 juta ton CO2. Selanjutnya pada 2020, dari target 58 juta ton CO2, realisasi 64,4 juta ton CO2. Kemudian 2021, target 67 juta ton CO2 sementara realisasi 70 juta ton CO2. Terakhir, tahun 2022, target penurunan emisi sebesar 91 juta ton CO2 dengan realisasi 91,5 juta ton CO2.
Sejalan dengan komitmen dan ambisi menurunkan GRK, Indonesia juga menargetkan untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat. Menurut Yudo, target itu bisa tercapai apabila mendapat dukungan komunitas global dalam dua hal. Pertama, pendanaan, karena untuk melakukan transisi energi sangat memerlukan pendanaan yang sangat besar. Kedua, teknologi, karena Indonesia membutuhkan teknologi baru yang lebih efisien dan lebih produktif.
“Karena kami juga masih negara berkembang, sehingga diperlukan teknologi yang affordable juga,” kata Yudo.
Baca Juga: Krisis Air Ancaman Nyata dari Dampak Emisi GRK dan Pertambahan Penduduk
Discussion about this post