Kedua, memberikan pertimbangan yang objektif dan kritis. Ketiga, menjaga identitasnya sebagai civil society yang berorientasi pada kemaslahatan umat yang lebih utama, alih-alih pertimbangan bisnis.
Walaupun menghadapi tantangan yang pelik, Fahrul menilai, konsesi itu dapat menjadi langkah akselerasi positif bagi ormas.
“Ormas yang semula hanya outsider dalam memanfaatkan natural resource, kini terlibat aktif untuk mengelolanya. Ormas dapat berkontribusi pada pembangunan masyarakat,” tutur dia.
Baca Juga: Situs Ramsar ke-8 di Indonesia, Lahan Basah TWA Menipo Langka dan Unik
Di sisi lain, ia juga menyoroti kekhawatiran ormas akan terjerumus pada kepentingan elitnya sendiri. Fahrul pun menyarankan agar pemerintah terus mengevaluasi keputusan ini. Selain itu, ormas harus mempertimbangkan secara objektif.
“Ormas yang mendapatkan izin tambang harus bisa menjaga semangat kolektivitasnya agar menjadi berkah. Jika tidak, maka ormas akan terjerat hanya pada kepentingan para kelompok elit. Alih-alih menjadi berkah, jangan sampai keputusan ini malah menimbulkan masalah baru kemudian hari,” tegas Fahrul. [WLC02]
Sumber: Unair
Discussion about this post