Rabu, 18 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

FAO Prediksi 2050 Dunia Kelaparan Akibat Pemanasan Global

Selasa, 13 Juni 2023
A A
Ilustrasi kekeringan. Foto bernswaelz/pixabay.com.

Ilustrasi kekeringan. Foto bernswaelz/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Prof. Dwikorita Karnawati menjelaskan, pemanasan global mengakibatkan emisi gas rumah kaca yang terdiri atas senyawa karbondioksida (CO2), metana (CH4) dan Nitrogen Oksida (N20) memiliki kecenderungan meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Dampak perubahan iklim tersebut adalah kenaikan suhu bumi 1-2 derajat celcius yang mengakibatkan bencana kekeringan dan banjir di belahan dunia.

Lantaran kekeringan, kondisi ketersediaan sumber daya air pun makin rendah, baik di negara maju maupun negara berkembang. Kondisi tersebut mengancam ketahanan pangan global, sehingga menyebabkan krisis pangan semakin menguat dan merata.

Bahkan Organisasi Pangan Dunia (Food and Agriculture Organization/FAO) memprediksi pada 2050 sekitar 500 juta petani yang menghasilkan 80 persen produk pangan global akan terkena dampak krisis pangan.

Baca Juga: Prof Ronny: Tren Lemak Hewan sebagai Bahan Bakar Dunia Penerbangan

“Kelaparan dimana-mana. Nanti tidak ada negara yang bisa saling menolong, karena kekurangan pangan masing-masing,” kata Dwikorita dalam Diskusi Temu Bisnis dan Forum Investasi bertajuk “Mitigasi Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim” di gedung University Club UGM pada 9 Juni 2023.

Dampak perubahan iklim kian nyata sehingga bisa mengganggu kestabilan ekonomi dan politik dunia. Bukan hanya dampak pandemi dan perang.

“Perlu dilakukan mitigasi untuk memantau buangan emisi gas rumah kaca dan mitigasi perubahan iklim agar dampak pemanasan global bisa dikurangi,” imbuh Dwikorita.

Baca Juga: Pemerintah Promosikan IKN Lewat Hari Lingkungan Hidup dan Ajakan Investasi

Di sisi lain, Indonesia saat ini disebut Dwikorita tidak lagi masuk dalam daftar 10 besar negara penyumbang emisi gas rumah kaca. Klaim tersebut didapat usai ada hasil pemantauan dari alat global greenhouse watch yang memonitor gas rumah kaca. Alat tersebut dipasang di seluruh dunia.

“Ternyata emisi kita di bawah rata rata global. Sebelumnya masuk 10 besar penghasil rumah kaca di dunia dan ini tidak bagus,” kata Dwikorita.

Dengan pemasangan alat pemantau emisi gas rumah kaca semakin bisa mengontrol emisi gas rumah kaca di tanah air. Alat tersebut menjadi pengawas atmosfer global, salah satunya di BMKG. Tugasnya memonitor gas rumah kaca penyebab utama terjadinya pemanasan global. Harapannya, pihaknya bisa memahami secara mendalam di mana sumber gas rumah kaca di tingkat lokal.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: alat global greenhouse watchBMKGEmisi gas rumah kacapemanasan globalperubahan iklim

Editor

Next Post
Prototipe kendaraan listrik tanpa pengemudi yang dikembangan BRIN. Foto brin.go.id.

Indonesia Produksi Kendaraan Listrik, Pembangkit Listrik Masih dari Batu Bara

Discussion about this post

TERKINI

  • Dua perempuan menanam padi di sawah. Foto Wanaloka.com.Teknik Alternate Wetting and Drying Hasilkan Padi Berkualitas dan Rendah Karbon
    In IPTEK
    Senin, 16 Juni 2025
  • Ilustrasi emisi karbon akibat deforestasi. Foto bones64/pixabay.comDokumen Second NDC Disusun, Menhut Minta Lebih Realistis dan Teknokratis
    In News
    Senin, 16 Juni 2025
  • Peneliti Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) IPB University, Maryati Surya. Foto Dok. IPB University.Maryati Surya, Tupai dan Bajing Itu Tak Sama
    In Sosok
    Minggu, 15 Juni 2025
  • Peresmian Gedung Backup Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya BMKG di Badung, Bali, 14 Juni 2025. Foto Dok. BMKG.Gedung Backup Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya Beroperasi 24 Jam Merespons Bencana
    In IPTEK
    Minggu, 15 Juni 2025
  • Keindahan pemandangan lautan di Raja Ampat, Ppaua Barat Daya. Foto Dok. Kemenpar.Pro Kontra Isu Tambang Nikel, Kemenpar Sebut Raja Ampat Aman Dikunjungi
    In Traveling
    Sabtu, 14 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media