Minggu, 21 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Film Dokumenter tentang Bahaya Limbah Tailing Nikel di Morowali Diluncurkan

Rekaman mencakup air yang terkontaminasi logam berat, tumpukan tailing di darat yang rawan longsor, kasus kecelakaan kerja fatal, hingga analisis ahli terkait risiko bocornya limbah nikel ke ekosistem laut dan pesisir.

Sabtu, 16 Agustus 2025
A A
Teaser film dokumenter "Limbah Nikel dan Mimpi Energi Bersih". Foto TV Tempo/youtube.

Teaser film dokumenter "Limbah Nikel dan Mimpi Energi Bersih". Foto TV Tempo/youtube.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Usai menggarap film dokumenter bekerja sama dengan PT Harita yang berjudul “Ngomi O Obi” yang mengulas ‘praktik baik’ pertambangan nikel di Maluku Utara, TEMPO TV kembali membuat film dokumenter tentang nikel. Berkerja sama dengan Aksi Ekologi dan Emansipasi Rakyat (AEER) meluncurkan film dokumenter tentang bahaya limbah nikel berjudul “Limbah Nikel dan Mimpi Energi Bersih”.

Film yang tayang di kanal YouTube Tempo TV pada 15 Agustus 2025 ini menampilkan bukti visual dari masyarakat terdampak, serikat pekerja, akademisi, dan organisasi masyarakat sipil. Rekaman mencakup air yang terkontaminasi logam berat, tumpukan tailing di darat yang rawan longsor, kasus kecelakaan kerja fatal, hingga analisis ahli terkait risiko bocornya limbah nikel ke ekosistem laut dan pesisir.

“Kami melakukan peliputan selama sepekan di Morowali dan memverifikasi kedekatan narasumber dengan proyek tambang serta besarnya dampak yang mereka rasakan,” kata George William Piri dari Tempo TV dalam jumpa pers daring, Rabu, 13 Agustus 2025.

Baca juga: Spirit Api dalam Sistem Perladangan Berputar Bergeser Jadi Cara Mudah Membuka Lahan

Menurut dia, masyarakat setempat dipaksa hidup berdampingan dengan nikel, bahkan ada yang tanahnya kini terkurung bangunan kawasan IMIP hanya dengan pembatas seng.

“Ini ironi keamanan dan keselamatan di pusat pengolahan nikel terbesar di Asia,” kata George.

Peluncuran film ini berdekatan dengan Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 yang berlangsung 20–22 Agustus di JICC Jakarta, bertema “Mendorong Dekarbonisasi Industri melalui Ekosistem Industri Hijau.” Di tengah diskusi strategi dekarbonisasi, film ini menjadi peringatan bahwa transisi energi hijau tak boleh mengorbankan kelompok rentan dan kelestarian ekosistem.

Baca juga: Cegah Diabetes dan Obesitas, Konsumsi 2-3 Sendok Teh Gula Pasir dan Perbanyak Buah

FIlm dokumenter ini mengajak publik, pembuat kebijakan, dan pelaku industri untuk melihat lebih dalam dan memastikan transisi energi Indonesia dibangun di atas prinsip keadilan ekologis dan sosial, bukan semata mengejar target ekonomi.

Masifnya limbah nikel

Indonesia adalah produsen nikel terbesar dunia dengan kontribusi 54–61 persen pasokan global yang diproyeksikan meningkat hingga 74 persen pada 2028. Pemerintah Indonesia sering mengklaim nikel sebagai kunci transisi energi global.

Namun, di balik narasi optimisme hilirisasi tambang, mengintai ancaman yang jarang disorot, yakni limbah beracun industri nikel yang mengancam lingkungan dan kesehatan manusia.

Baca juga: Koalisi Tolak Penambangan Gamping di Kawasan Karst Sagea di Halmahera Utara

Di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah, risiko kerusakan lingkungan dan keselamatan kerja akibat penambangan nikel terus meningkat. Mulai dari pencemaran air dan udara, deforestasi dan kerusakan habitat pesisir, konflik agraria, hingga kecelakaan kerja dalam pengelolaan tailing atau limbah sisa pemrosesan bijih nikel.

Sepanjang Maret 2025, terjadi dua insiden besar mengancam kawasan IMIP. Pada 16 Maret, fasilitas milik PT Huayue Nickel Cobalt jebol dan mencemari Sungai Bahodopi, Morowali, Sulawesi Tengah. Enam hari kemudian, longsor di fasilitas PT QMB New Energy Material menewaskan tiga pekerja.

“Kasus seperti ini menunjukkan lemahnya tata kelola dan pengawasan,” ujar Peneliti AEER, Anto Sangaji.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: AEERfilm dokumenterkawasan Indonesia Morowali Industrial Parklimbah tailingproduksi nikel Indonesia

Editor

Next Post
Guru Besar Pertanian IPB University. Foto @suwardi_soil/instagram.

Suwardi, Jika Gurun Pasir Bisa Dihijaukan, Lahan Marginal Indonesia pun Bisa Dipulihkan

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media