“Laporan BPBD Kabupaten Pandeglang, gempa bumi itu dirasakan kuat selama 4-5 detik di Kecamatan Sumur dan Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Banten. Warga sempat berhamburan keluar rumah saat merasakan kuatnya guncangan,” kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Laporan visual yang dihimpun BNPB dari lapangan, beberapa rumah warga di Kecamatan Sumur dan Kecamatan Munjul Kabupaten Pandeglang, mengalami kerusakan di bagian atap dan teras rumah.
Baca Juga: Belajar dari “Layangan Putus”, Perempuan harus Pandai Baca Tanda Perselingkuhan
Muhari menjelaskan, BPBD Kabupaten Pandeglang, BPBD Provinsi DKI Jakarta, BPBD Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Lampung Barat tengah melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan instansi terkait.
“Belum ada laporan mengenai jatuhnya korban jiwa dan kerugian materiil masih dalam proses pendataan,” kata Muhari.
Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, BMKG, Daryono mengatakan, gempa bumi yang terjadi di Selat Sunda berada di dalam Lempeng Indo-Australia.
Baca Juga: Pemerintah Genjot Produksi Nikel, Walhi Region Sulawesi: Perusakan Lingkungan akan Nyata
“Gempa M6,6 di Selat Sunda ini disebut sebagai intraslab earthquake, karena hiposenternya berada di dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Selat Sunda. Ciri gempa intraslab ini mampu meradiasikan ground motion yang lebih besar & lebih kuat dari gempa sekelasnya dari sumber lain. Gempa ini jenisnya mirip dengan gempa Selatan Jawa Timur M6,1 pada 10 April 2021 yang juga destruktif,” kata Daryono dikutip dari akun FB miliknya. [WLC01]
Discussion about this post