Ada pun episenter (pusat gempa) berada di laut terletak pada koordinat 8,39 derajat Lintang Selatan, 107,11 derajat Bujur Timur, atau tepatnya pada jarak 156 kilometer arah Barat Daya Kabupaten Garut, Jawa Barat pada kedalaman 70 kilometer.
BMKG menjelaskan, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa Menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa barat atau populer disebut sebagai gempa dalam lempeng (intra-slab earthquake), menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust Fault).
Hasil pemodelan BMKG, menyebutkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Baca Juga: Mitigasi Dampak Erupsi Gunung Ruang Dilarang Masuk Kampung Pumpente dan Laingpatehi
Sebaran guncangan gempa dirasakan di sejumlah wilayah dan kota di Pulau Jawa. Berdasarkan data Inatews BMKG, di daerah Sukabumi dan Tasikmalaya gempa dirasakan dengan skala intensitas IV MMI.
Di daerah Bandung dan Garut guncangan dirasakan pada skala intensitas III hingga IV MMI. Wilayah Tangerang, Tangerang Selsatan, Bogor, DKI Jakarta, Kebumen, Banyumas, Cilacap dan Purwokerto, dampak gempa di Selatan Jawa Barat dirasakan pada skala intensitas III MMI yakni, getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu.
Untuk di wilayah Bantul, Sleman, Kulonprogo, Trenggalek, Malang dengan guncangn pada intensitas II MMI yakni, getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Pasca terjadinya gempa, BMKG menyebutkan hingga pukul 23.55 WIB, belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock. [WLC01]
Sumber: Inatews BMKG
Discussion about this post