Kamis, 19 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Geolog Unpad: Sesar Gempa Sumedang Bukan Cileunyi-Tanjungsari, Tapi Belum Dipetakan

Para peneliti dan geolog mendapat tantangan lagi untuk menelisik sesar yang memicu gempa Sumedang. Benarkah belum dipetakan?

Selasa, 2 Januari 2024
A A
Peta KRB Sumedang. Foto esdm.go.id.

Peta KRB Sumedang. Foto esdm.go.id.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Gempa bumi yang terjadi di Sumedang, Jawa Barat pada 31 Desember 2023 hingga 1 Januari 2024 diperkirakan Plt. Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid akibat aktivitas sesar aktif, yaitu Sesar Cileunyi – Tanjungsari. Perkiraan itu berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman dari data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Menurut data Badan Geologi, Sesar Cileunyi – Tanjungsari merupakan sesar mendatar mengiri, sebarannya mulai dari selatan Desa Tanjungsari menerus ke timur laut hingga lembah Sungai Cipeles, dan nilai laju geser berkisar antara 0,19 – 0,48 mm/tahun.

Namun Dosen Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran Dr. Ismawan mempunyai pendapat berbeda.

“Saya meyakini, gempa Sumedang bukan karena aktivitas sesar Cileunyi-Tanjungsari,” kata Ismawan.
Sebab tiga lokasi episentrum gempa bumi di Sumedang berada jauh dari ujung timur laut sesar Cileunyi-Tanjungsari. Ia menganalisis, melihat dari focal mechanism gempa bumi yang terjadi, diperkirakan arah sesar yang terlihat relatif dari barat ke timur, sehingga arahnya berbeda dengan sesar Cileunyi-Tanjungsari.

“Kemungkinan penyebab gempa bumi di Sumedang akibat aktivitas sesar yang belum diketahui,” imbuh Ismawan.

Baca Juga: BMKG Prakirakan Iklim Indonesia Kemarau Normal Sepanjang 2024

Bahkan dengan melihat lokasi episentrum gempa bumi yang berada di wilayah pusat kota Sumedang, Ismawan menduga lokasi tersebut belum pernah terjadi gempa bumi sebelumnya. Peristiwa gempa tersebut menandakan wilayah Jawa Barat menyimpan potensi sesar yang belum terpetakan. Ismawan mengingatkan, menjadi tugas peneliti dan ahli geologi untuk memetakan.

“Ini harus dilakukan penelitian lebih jauh. Pemda dan ahli geologi harus menjelaskan ini sesar apa. Kalau sesar baru, arahnya dari mana sampai di mana,” kata Ismawan.

Rentetan Gempa Sumedang
Berdasarkan informasi resmi BMKG, ada empat kali gempa mengguncang wilayah Sumedang mulai 31 Desember 2023 hingga 1 Januari 2024. Pada 31 Desember 2023, gempa pertama terjadi pada pukul 14.35 WIB dengan kekuatan M 4,1 di kedalaman 7 kilometer. Pusat gempa berada di 1 kilometer Timur Laut, Sumedang.

Baca Juga: Hinga Hari Pertama 2024, Gempa Masih Melanda Sumedang

Gempa kedua terjadi pada pukul 15.38 WIB dengan kekuatan M 3,4 dengan kedalaman 6 kilometer. Pusat gempa berada di 1 kilometer Timur Laut Kabupaten Sumedang. Lalu gempa ketiga dengan kekuatan M 4,8 terjadi pada pukul 20.34 WIB. Lokasi gempa berada di koordinat 6.85 derajat Lintang Selatan (LS) dan 107.94 derajat Bujur Timur (BT). Gempa ini memiliki kedalaman 5 kilometer dengan pusat gempa berada 2 kilometer Timur Laut, Sumedang.

Gempa susulan kembali terjadi di Sumedang pada 1 Januari 2024 pukul 20.46 WIB dengan kekuatan M 4,5 di kedalaman 10 kilometer. Pusat gempa berada 4 kilometer sebelah Utara Sumedang.

Kejadian gempa bumi Sumedang telah mengakibatkan kerusakan rumah penduduk di Kampung Babakan Hurip, Kelurahan Kotakaler, Kampung Rancapurut, Desa Rancamulya, Kecamatan Sumedang Utara dan Kecamatan Sumedang Selatan.

Baca Juga: Catahu KLHK 2023, Naik Turun Poin Perbaikan Kualitas Lingkungan Hidup

Pj Bupati Sumedang, Herman Suryatman menyebut sekitar 138 unit rumah rusak ringan dan 100 unit rumah rusak berat. Bahkan, RSUD Sumedang pun menjadi salah satu bangunan yang terdampak gempa, sehingga ratusan pasien harus dievakuasi.

Wafid meminta masyarakat tidak terpancing isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi. Bagi penduduk yang rumahnya mengalami kerusakan agar mengungsi ke tempat aman sesuai dengan arahan petugas BPBD setempat.

“Karena lokasi pusat gempa bumi berada di darat, gempa ini tidak menyebabkan tsunami,” imbuh Wafid.

Baca Juga: BRIN Kembangkan Bioplastik Berbahan Dasar Pati dan Bekatul

Morfologi Wilayah Sumedang
Badan Geologi mencatat, wilayah Sumedang pernah mengalami kejadian gempa bumi merusak pada tahun 1972. Kemudian gempa bumi tahun 2010 menimbulkan kecemasan bagi penduduk di daerah Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Juga ada gempa tahun 2022 dengan magnitudo (M2,7) pada kedalaman 16 km.

Lokasi pusat gempa bumi terletak di darat di wilayah Sumedang. Morfologi daerah sekitar pusat gempa bumi merupakan dataran hingga dataran bergelombang, setempat lembah, perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal.

Berdasarkan data Badan Geologi, daerah Sumedang secara umum tersusun oleh tanah sedang (kelas D) dan tanah keras (kelas C). Wilayah ini secara umum tersusun endapan kuarter, berupa batuan rombakan gunung api dan endapan danau.

Baca Juga: Catahu KLHK 2023, Rehabilitasi Hutan dan Lahan Capai 179 Ribu Ha

“Sebagian batuan itu telah mengalami pelapukan. Endapan kuarter secara umum bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi,” terang Wafid.

Morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan rombakan gunung api yang telah mengalami pelapukan berpotensi terjadi gerakan tanah. Pemicunya dapat berupa guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.

Sementara Ismawan menjelaskan, sesar di Jawa Barat diakibatkan proses tumbukan lempeng tektonik Indo-Australia di selatan Jawa yang berlangsung setiap saat. Dampak dari tumbukan itu menyebar dan dikonversi menjadi energi kinetik.

Baca Juga: Suadi: Multifungsionalitas Perikanan Tangkap Berkelanjutan untuk Masyarakat Pesisir

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: endapan kuarterGempa daratgempa Sumedangsesar Cileunyi-Tanjungsarisesar Cugenangsesar yang belum dipetakan

Editor

Next Post
Eduminawisata di SFV Bangsring di Banyuwangi. Foto kkp.go.id.

Mengenal Beragam Terumbu Karang di Eduminawisata SFV Bangsring Banyuwangi

Discussion about this post

TERKINI

  • Akademisi Sekolah Bisnis IPB University, Nimmi Zulbainarni. Foto Dok. IPB University.Nimmi Zulbainarni, Penambangan Raja Ampat Abaikan Valuasi Ekonomi untuk Keberlanjutan Alam
    In Sosok
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Aksi bebaskan Sorbatua Siallagan di depan gedung Mahkamah Agung RI, 9 Mei 2025. Foto Dok. AMANSorbatua Siallagan Bebas, AMAN Harap MA Konsisten Adili Perkara Serupa
    In News
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Kepala PSA IPB University, Bayu Eka Yulian. Foto Dok. IPB University.Bayu Eka Yulian, Negara Harus Jujur Pertambangan di Pulau Kecil Langgar UU dan Hak Masyarakat Adat
    In Sosok
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Pulau kecil Wawonii yang terancam ekosistemnya akibat aktivitas tambang nikel. Foto jatam.org.Izin Pinjam Pakai Hutan untuk Tambang Nikel di Pulau Kecil Wawonii Dicabut
    In Lingkungan
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Tangkapan layar video yang menunjukkan kolom abu vulkanik yang membumbung tinggi dari erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 17 Juni 2025 sore. Foto BPBD Kabupaten Flores Timur.Status Awas Lagi, Tinggi Kolom Abu Erupsi Lewotobi Laki-laki Capai 10 Km Lebih
    In Bencana
    Selasa, 17 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media