Wanaloka.com – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merilis prakiraan potensi terjadinya gerakan tanah Maret 2022, di wilayah Indonesia. Salah satunya di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Di provinsi ini potensi gerakan tanah menengah hingga tinggi.
Di Kabupaten Manggarai Barat, NTT, terdapat 10 wilayah kecamatan berpotensi gerakan tanah menengah hingga tinggi. Berdasarkan data yang diunggah PVMBG yang di laman vsi.esdm.go.id pada 25 Februari 2022, disebutkan wilayah yang potensi gerakan tanah Boleng (menengah-tinggi), Komodo (menengah-tinggi), Kuwus (tinggi), Lembor (menengah-tinggi), Lembor Selatan (menengah-tinggi).
Macang Pacar (menengah-tinggi), Mbeliling (menengah-tinggi), Ndoso (tinggi), Sano Nggoang (menengah-tinggi), dan Welak (menengah-tinggi).
Baca Juga: Dampak Gerakan Tanah di Tegal, 448 Rumah Rusak Ratusan Warga Mengungsi
PVMBG menjelaskan, daerah yang mempunyai potensi menengah untuk terjadi gerakan tanah, pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir,tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.
Sedangkan kategori tinggi, pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali.
Pada pekan lalu, fenomena gerakan tanah terjadi di Desa Nampar Macing, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, NTT. Gerakan tanah ini mengancam 62 kepala keluarga (200 jiwa).
Baca Juga: Dosen ITB: Net-Zero Emission 2060 Tak Berarti Menghapus Pemanfaatan Batu Bara
“Pergerakan tanah pada Jumat (18 Maret 2022), menjadi ancaman yang dinilai paling parah. Masyarakat mengkhawatirkan kondisi itu dapat berpotensi menjadi bencana,” sebut Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Selasa, 22 Maret 2022.
Berdasarkan laporan visual dari giat kaji cepat BPBD Kabupaten Manggarai Barat, beberapa retakan tanah terpantau mulai dari halaman rumah hingga bagian dalam rumah warga.
Discussion about this post