Baca Juga: Menyenangkan, Cuaca Jakarta Pagi hingga Malam Cerah
Cara pengemasannya pun unik. Berbagai daun dapat digunakan untuk membungkus tempe selama fermentasi. Zaman dulu dibungkus dengan daun waru, jati, dan jambu. Dan kini dengan daun pisang. Namun yang paling sering ditemukan adalah dikemas dalam plastik. Sudah jarang menemukan tempe yang dibungkus dengan daun waru, termasuk di pasar tradisional sekalipun.
Mengonsumsi tempe punya manfaat kesehatan, seperti meningkatkan kesehatan usus dan otak. Apalagi tempe kaya akan nutrisi seperti protein, serat, prebiotik, dan vitamin B12.
Baca Juga: Banjir Landa Lamsel dan Majene, BNPB Laporkan Dua Orang Meninggal Dunia
Sementara cara mengonsumsinya ada yang digoreng dengan tambahan bumbu dan potongan loncang. Rasanya gurih. Ada yang direbus untuk dibacem dengan campuran gula merah atau kecap. Produknya berasa manis. Ada juga yang langsung menjadi campuran sayur yang direbus. Bahkan ada yang jadi bahan sambal, namanya sambal tempe. Cukup dengan tambahan cabai, bawng putih, garam, dan sambal tempe. Disantap dengan nasi hangat, serasa sudah tak perlu pakai tambahan lauk lainnya. Nglawuhi, begitu istilah Bahasa Jawa-nya.
Tak terkecuali tempe mendoan. Dipotong tipis-tipis, dicelup dalam adonan terigu berbumbu, lalu digoreng. Disajikan dalam kondisi hangat. Dan jangan lupa dicocol sambal kecap sebelum dilahap. Jadi teman santai dan hangat pada musim penghujan. [WLC02]
Discussion about this post