Walhi Papua juga mengajak seluruh elemen rakyat tokoh agama, tokoh adat, perempuan, laki-laki, tua muda, di pelosok kampung dan kota di Papua, bergotong-royong menjaga bumi. Bisa dimulai dengan menghentikan perusakan alam atas kepentingan perluasan perkebunan monokultur skala besar, perampasan tanah dan hutan adat Papua, lahan perkebunan sawit, tambang, infrastruktur energi kotor dan mega proyek skala besar seperti food estate, pabrik migas dan lainnya.
Baca Juga: Erupsi Gunung Ruang Masa ke Masa dari Normal Jadi Awas
Pada peringatan Hari Bumi 2024 yang bertema “Tanah Papua adalah Rumah Kita” , Walhi Papua menyerukan:
Pertama, kehadiran pemerintahan baru di Tanah Papua mendorong pembangunan kemandirian dalam kesiapsiagaan menghadapi risiko bencana. Antara lain dengan mengkritisi secara aktif berbagai rencana, kebijakan, atau proyek yang dapat meningkatkan kontaminasi, kerusakan lingkungan hidup dan kerawanan bencana.
Baca Juga: Fokus Penanggulangan Erupsi Gunung Ruang 8000 Warga Mengungsi
Kedua, melakukan desakan kepada institusi negara melalui pemerintah daerah se-Tanah Papua untuk meletakkan landasan bagi penyelamatan generasi yang akan datang melalui komitmen nyata, memitigasi risiko kerusakan lingkungan, penurunan emisi gas rumah kaca yang bertujuan dan tidak membahayakan nasib generasi yang akan datang.
Ketiga, membangun kekuatan politik rakyat dan agenda politik hijau guna terwujudnya kelangsungan ekologis bagi generasi hari ini dan generasi yang akan datang. [WLC02]
Sumber: Walhi
Discussion about this post