“Ke depannya, program ex-situ link to in-situ dapat terus ditingkatkan di mana hasil pengembangbiakan Harimau sumatra dari ex-situ dapat dikembalikan ke habitat alamnya. Selanjutnya, kita bersama berkewajiban untuk melestarikan alam dan masyarakat kelak dapat hidup berdampingan dengan Harimau sumatra,” kata Wiratno.
Rektor Universitas Andalas (Unand), Prof. Yuliandri menyebutkan Harimau sumatra merupakan satu-satunya sub spesies harimau di Indonesia setelah kepunahan Harimau jawa dan Harimau bali.
Baca Juga: BBKSDA Usut Koleksi Satwa yang Dilindungi di Rumah Bupati Langkat
Populasi Harimau sumatra diperkirakan 604 ekor dari data Population Viability Analysis (PVA) tahun 2016. Habitatnya tersebar di Pulau Sumatera yang mencakup 13 kawasan burung penting (IBA), 2 situs Ramsar (Taman Nasional Berbak dan Taman Nasional Sembilang), serta warisan alam dunia (UNESCO WHC Tropical Rain Forest Heritage of Sumatra Sites) yaitu Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kerinci Seblat, dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
“Kelima kawasan konservasi yang secara global sangat penting beserta bentang alam yang berada di sekitarnya ini menjadi lokasi Proyek Sumatran Tiger,” kata Yuliandri.
Karena itu, kata Yuliandri, Universitas Andalas sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Sumatera Barat mempunyai peran penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan serta penelitian dalam mendukung konservasi harimau di Sumatera Barat. [WLC01]
Sumber: ppid.menlhk.go.id
Discussion about this post