“Dukungan langsung dari Boy Thohir, termasuk sejumlah taipan menunjukkan betapa semakin menguatnya cengkeraman oligarki dalam Pemilu 2024. Pilihan politik yang berbeda antara politisi atau pengusaha tetap memiliki titik temu kepentingan yang sama, sama-sama menjadi pemain industri pertambangan,” kata Koordinator Jatam, Melky Nahar pada 24 Januari 2024.
Baca Juga: KLHK Klaim Deforestasi Capai Angka Terendah 104 Ha Tahun 2022
Dukungan para taipan kepada para pasangan capres-cawapres,menurut Melky juga menggambarkan telah berubahnya konstelasi politik dan ekonomi pasca Soeharto yang membuat kekuasaan tersebar kemana-mana dan pengaruh politiknya luas. Akibatnya, upaya untuk mendapatkan kemudahan dan proteksi politik dalam berbisnis makin lebar dan berbiaya tinggi.
“Semakin banyak kelompok pengusaha mendekati pusat kekuasaan menimbulkan biaya transaksi keuntungan pemburuan rente dalam kekuasaan,” imbuh Melky.
Komposisi pengusaha dan atau politisi berlatar belakang pengusaha di setiap pasangan capres-cawapres 2024 dipandang Jatam menunjukkan seberapa besar kepentingan bisnis memengaruhi kebijakan kontestan dan parpol pendukung. Kondisi itu berdampak pada berubahnya peran kekuasaan dari yang seharusnya berwatak pelayanan menjadi berorientasi keuntungan.
Baca Juga: Potensi Unik Sumber Daya Geologi Desa Jadi Site Museum Geologi
Bisnis Tambang Tim Capres Lain
Juru Kampanye Jatam, Hema Situmorang mengingatkan, tidak hanya Boy Thohir dan sejumlah taipan tersebut yang diduga ikut mendukung Prabowo-Gibran. Setidaknya ada 24 pengusaha yang terafiliasi dengan bisnis tambang, termasuk capres Prabowo Subianto.
Begitupun dalam tim pasangan Anies-Muhaimin terdapat sekitar delapan orang yang terafiliasi dalam bisnis tambang. Sementara dalam pasangan Ganjar-Mahfud ada sekitar sembilan orang, termasuk Sandiaga Uno, yang terafiliasi dengan bisnis tambang.
“Nama-nama itu adalah daftar sementara yang terafiliasi bisnis tambang. Mereka datang dari parpol dan non parpol dan sarat dengan kepentingan bisnisnya masing-masing,” kata Hema.
Baca Juga: Merapi Erupsi, Hujan Abu di Klaten dan Boyolali
Hema pun mengingatkan kepada para pemilik hak pilih untuk tak perlu menaruh harapan berlebih kepada para kontestan, partai politik pendukung dan tim pemenangan. Sebab para kontestan yang sedang mempertahankan dan merebut kekuasaan itu tidak lahir dan besar dari situasi krisis, sebagaimana situasi empiris yang dialami warga di lingkar tambang.
“Mereka justru bagian dari masalah, menikmati keuntungan berlipat ganda di atas penderitaan warga di lingkar tambang,” ucap Hema. [WLC02]
Sumber: Jatam
Discussion about this post