“BPBD Kota Semarang telah mengirimkan air bersih hingga 10.000 liter,” ungkap Muhari.
Sementara dari Kabupaten Grobogan, kata Muhari, BPBD setempat telah mendistribusikan air bersih hingga 10.000 liter untuk 150 warga Desa Pojok, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan mulai merasakan kelangkaan air bersih.
Sebelumnya BMKG menyatakan bahwa musim kemarau di tahun ini akan lebih panjang dari periode sebelumnya karena ada fenomena El-Nino. Selain kekeringan, BMKG menyebutkan, musim kemarau tahun ini dapat memicu terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan.
Baca Juga: Warga Dairi Gelar Mangandung, KLHK Izinkan Tambang di Daerah Rawan Bencana
“Sebagai upaya antisipasi dalam menghadapi potensi bencana kekeringan selama musim kemarau, dihimbau kepada masyarakat agar dapat menghemat dan mengelola penggunaan air dengan baik,” kata Muhari.
Warga juga diharapkan dapat melalukan perbaikan lingkungan dengan menanam pohon, membangun atau merehabilitasi jaringan irigasi, melakukan perlindungan kepada sumber air bersih yang tersedia dan panen hujan serta konservasi air. Pemerintah daerah yang memerlukan dukungan pengisian waduk, danau dan embung bisa mengusulkan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) kepada BNPB yang didahului dengan penetapan status siaga atau tanggap darurat kekeringan
Berdasarkan informasi prakiraan cuaca BMKG Stasiun Klimatologi Kelas I Semarang, sebagian besar wilayah di Jawa Tengah, peluang curah hujan dilaporkan sangat rendah dengah prakiraan kurang dari 90 persen atau di bawah 50 mm hingga dasarian 3 Juli 2023 mendatang. [WLC01]
Discussion about this post