Rabu, 3 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, Penemu Radar Pemantau Bencana hingga Teroris

Teknologi penginderaan jauh menjadi salah satu andalan negara-negara maju. Lantaran teknologi itu pula, suatu negara bisa menguasai dunia. Mengapa?

Selasa, 19 Juli 2022
A A
Prof. Josapath Tetuko Sri Sumantyo. Foto itb.ac.id.

Prof. Josapath Tetuko Sri Sumantyo. Foto itb.ac.id.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Saat berusia lima tahun, Prof. Josaphat Tetuko Sri Sumantyo melontarkan janji kepada ayahnya. Bahwa ia akan membuat radar yang orisinil dan yang pertama di dunia untuk melindungi ayahnya, Michael Suman Juswaljati yang saat itu bertugas sebagai instruktur Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI Angkatan Udara. Dan bidang penginderaan jauh (remote sensing) telah menarik perhatiannya sejak belia. Kemudian hari, ia menciptakan Circularly Polarized Aperture Radar (CP-SAR) yang dikembangkan di Josaphat Microwave Remote Sensing Laboratory yang didirikannya.

Lantas mengapa teknologi penginderaan jauh begitu menarik minat Profesor di Chiba University, Jepang itu?

Josapath menjelaskan, sensor yang dipasang pada satelit untuk observasi bumi biasanya menggunakan sensor pasif atau optik (kamera) dan sensor aktif, yaitu sensor gelombang mikro. Sensor kamera sangat bergantung pada sinar matahari sehingga penggunaannya terbatas. Sedangkan sensor aktif atau radar dapat mengirimkan dan menerima sendiri gelombang mikro yang dipancarkan.

Baca Juga: Kata Ahli Kesehatan dan Hukum Islam Unair Soal Legalisasi Ganja Medis

“Sensor aktif ini dapat dioperasikan 24 jam tanpa pengaruh sinar matahari,” ungkap Josapath saat menyampaikan orasi ilmiah bertajuk “Teknologi Penginderaan Jauh, Kunci Indonesia untuk Memimpin Dunia” di Institut Teknologi Bandung (ITB) awal Juli 2022 lalu.

Salah satu contoh radar yang dimaksud adalah Synthetic Aperture Radar (SAR). Ia cocok dioperasikan di kawasan yang memiliki distribusi awan yang padat seperti Indonesia. Sensor SAR dapat diandalkan untuk melakukan eksplorasi sumber daya alam dan monitoring kondisi infrastruktur negara.

Di antara 446 satelit yang mengorbit untuk observasi bumi hanya ada sekitar 15 satelit yang dibekali SAR dan bekerja pada frekuensi L, C, S dan X bands. Kebutuhan akan SAR yang akurat, ringan, tangguh (robust), kaya informasi polarisasi, multiplatform untuk pesawat tanpa awak, pesawat terbang, hingga satelit, mendorong Josapath menciptakan CP-SAR. Karya tersebut telah menerima hak paten berjudul “Radar and Radar onboard Satellite” bernomor 7028437.

Baca Juga: Hati-hati, Penyakit Jantung Mengintai Generasi Jompo

CP-SAR telah unjuk gigi di panggung dunia dan turut membantu perancangan dan pembangunan sistem SAR bagi berbagai institusi ruang angkasa dunia, yakni ESA, Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), KARI, NSPO, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan sebagainya. Menurut dia, ini merupakan bentuk diplomasi ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Chiba UniversityCP-SARkeamanan globalProf. Josapath Tetuko Sri Sumantyoradarteknologi penginderaan jauh

Editor

Next Post
Pusat gempa Papua dengan kekuatan magnitudo 5,3  terjadi hari ini, Selasa malam, 19 Juli 2022. Foto bmkg.go.id

Gempa Terkini Magnitudo 5,3 Terjadi di Papua

Discussion about this post

TERKINI

  • Peneliti Hidrologi Hutan dan Konservasi DAS UGM, Hatma Suryatmojo. Foto Dok. UGM.Hatma Suryatmojo, Banjir Bandang Sumatra Akibat Akumulasi Dosa Ekologis di Hulu DAS
    In Sosok
    Selasa, 2 Desember 2025
  • Tangkapan video pendek tentang banjir bandang di Tapanuli Tengah, Sumatra Utara. Foto @masinton/instagram.Kerugian Bencana Ekologis Sumatra Rp68,67 Triliun, Tak Sebanding Sumbangan dari Tambang dan Sawit
    In Lingkungan
    Selasa, 2 Desember 2025
  • Bantuan logistik untuk wilayah terdampak bencana Sumatra, Provinsi Aceh, Provinsi Sumatra Utara, dan Provinsi Sumatra Barat. Foto BNPB.Update Bencana Sumatra, Korban Tewas 442 Orang Terbanyak di Sumut
    In Bencana
    Senin, 1 Desember 2025
  • Kondisi Agam, Sumatra Barat usai banjir bandang, Sabtu, 29 November 2025. Foto Dok. BNPB.Tiga Provinsi Sumatra Kewalahan, Akademisi dan Masyarakat Sipil Desak Status Bencana Nasional
    In News
    Minggu, 30 November 2025
  • Peta tambang di Pulau Sumatra. Foto Jatam.Jatam Tegaskan Longsor dan Banjir Bandang di Sumatra Akibat Ledakan Izin Ekstraktif
    In Lingkungan
    Sabtu, 29 November 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media