Baca juga: Cuaca Ekstrem, Bencana Hidrometeorologi Landa Sejumlah Provinsi Satu Orang Tewas
Lebih lanjut, Kepala Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Bagus Pramujo menyebutkan, BMKG memberikan dukungan kepada Basarnas, BPBD, BNPB, dan instansi daerah dalam penanganan di lapangan. Dukungan tersebut berupa penyediaan informasi prakiraan cuaca harian yang lebih rinci dan difokuskan untuk wilayah Desa Cibeunying guna membantu kelancaran proses evakuasi yang sedang berlangsung.
BMKG juga telah melakukan peninjauan langsung ke lokasi hari ini dan terus memperbarui prakiraan cuaca harian. Informasi meteorologis yang tepat waktu sangat dibutuhkan untuk mendukung mitigasi dan mengantisipasi kemungkinan longsor susulan.
Sebagai instansi yang bertanggung jawab dalam pemantauan dan penyampaian informasi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, BMKG secara berkelanjutan menerbitkan prakiraan cuaca serta peringatan dini terkait potensi hujan lebat dan risiko bencana hidrometeorologi. Informasi tersebut disebarkan melalui kanal resmi agar dapat segera ditindaklanjuti pihak terkait dan digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan kewaspadaan, mendukung proses evakuasi, serta mengantisipasi potensi longsor lanjutan.
Baca juga: Jejaring CSO Ajak Anak Muda Pantau Negosiasi Solusi Iklim Indonesia di COP 30
Tujuh jenazah ditemukan
Hingga Sabtu, 15 November 2025 pukul 18.00 WIB, tim SAR gabungan untuk operasi pencarian dan pertolongan korban longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap kembali menemukan tujuh jenazah. Tim juga menemukan dua potongan tubuh yang kemudian diidentifikasi milik satu nama.
Dengan ditemukannya korban tertimbun ini, jumlah korban tewas dalam peristiwa tanah longsor Cilacap menjadi 11 jiwa. Rinciannya, 2 jenazah ditemukan hari pertama, 1 jenazah ditemukan hari kedua, dan 8 jenazah hari ketiga. Dengan demikian, jumlah orang yang masih dalam pencarian sebanyak 12 jiwa.
Hari ini, operasi pencarian dan pertolongan korban longsor memasuki hari ketiga. Usai melaksanakan briefing pagi, tim SAR gabungan berjumlah 520 personel terdiri dari unsur Basarnas, BPPD, TNI Polri, dan relawan turun ke lapangan mulai pukul 7.30 WIB.
Baca juga: Sumber Air Sekitar Kawah Ijen Tercemar Fluorida, Gigi Warga Kuning dan Keropos
Tim SAR gabungan kembali menyisir area terdampak longsor yang meliputi tiga dusun, yaitu Dusun Cibeunying, Cibuyut, dan Tarukahan. Tujuh unit eskavator diaktifkan untuk menggali dengan hati-hati titik lokasi yang diduga terdapat korban jiwa di dalamnya.
“Melihat lokasi terdampak longsor yang sangat luas ini, jika semalam saya sampaikan delapan eskavator harus turun, pagi ini saya minta ditambah lagi empat unit. Sehingga total alat berat yang dibutuhkan sebanyak 12 unit,” kata Deputi Bidang Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Mayjen TNI Budi Irawan dalam keterangan tertulis, 15 November 2025.
Penambahan alat berat diperlukan mengingat tingginya timbunan material longsor bervariasi antara 2-8 meter, sehingga tidak memungkinkan pencarian menggunakan peralatan sederhana dengan cepat.
“Sumber daya manusianya bisa bergiliran, namun alat berat harus aktif 24 jam,” tambah Budi.
Baca juga: Pulau Pamujan, Punya Tutupan Mangrove Asri Tetapi Terancam Abrasi
Selain itu, sebanyak 19 anjing pelacak didatangkan dari Kantor SAR Semarang, Polda Jateng, dan beberapa Polres se-Jawa Tengah. Anjing-anjing yang mayoritas berjenis Belgian Maloinis dan German Shepherd ini memiliki spesikasi khusus SAR cardaver, yaitu kemampuan penciuman tajam khusus untuk operasi SAR.
Buddy, salah satu unit K9 dari Polres Temanggung berjenis German Shepherd menemukan empat titik yang diduga terdapat korban tertimbun hari ini. Buddy bekerja dalam tim bersama rekan unit K9 bernama Jack D, milik Polres Cilacap.
Faktor cuaca menjadi unsur penting dalam operasi tanggap darurat longsor Desa Cibeunying. Hingga, Minggu, 16 November 2025, cuaca di wilayah Kecamatan Majenang diprakirakan akan turun hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. [WLC02]
Sumber: BMKG






Discussion about this post