Minggu, 21 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Kearifan Lokal Kelekak, Siapa Menebang Pohon Wajib Menanam Kembali

Mayoritas masyarakat Melayu Bangka Belitung yang beragama Islam memandang pengelolaan hutan sebagai bagian dari amanah khalifah di bumi, yaitu menjaga alam, tidak merusak, dan berbagi hasil panen.

Minggu, 31 Agustus 2025
A A
Ilustrasi kelekak, kearifan lokal di Bangka Belitung. Foto Pezibear/pixabay.com.

Ilustrasi kelekak, kearifan lokal di Bangka Belitung. Foto Pezibear/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Hutan memiliki fungsi vital, tidak hanya sebagai penyimpan biodiversitas dan penyerap karbon, tetapi juga sebagai sumber air, pangan, dan mata pencaharian masyarakat lokal. Di Bangka Belitung, hutan-hutan kecil seperti kelekak berperan penting dalam menopang kehidupan ekonomi dan sosial.

Peneliti Pusat Peneliti Pusat Riset Agama dan Kepercayaan (PRAK) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Retno Kartini Savitaningrum Imansah menjelaskan kelekak merupakan bentuk agroforestri tradisional yang memadukan hutan, kebun, dan pertanian.

“Lahan kelekak biasanya berukuran 1–2 hektar, merupakan tanah warisan keluarga, dan ditanami berbagai pohon buah serta kayu,” kata Retno dalam diskusi Webinar “Merawat Lingkungan melalui Spirit Keagamaan”, Senin, 25 Agustus 2025.

Baca juga: Rumah Produksi Garam dari Limbah Botol Plastik Atasi Dampak Perubahan Iklim di Pantura

Pihaknya melakukan kajian dari sisi perspektif ekoteologi dan ekonomi hijau. Tradisi pengelolaan hutan berbasis kearifan lokal telah lama hadir di berbagai komunitas di Nusantara, tak terkecuali di Bangka Belitung.

Retno mengkajinya dari sisi perspektif ekoteologi dan ekonomi hijau. Ia mengatakan bahwa tradisi pengelolaan hutan berbasis kearifan lokal telah lama hadir di berbagai komunitas di Nusantara.

“Di Bangka Belitung, praktik ini dikenal dengan istilah kelekak,” jelas Retno.

Baca juga: Resolusi Aliansi di NTT Desak Pengesahan UU Masyarakat Adat dan Revisi Total UU Kehutanan

Prinsip utama pengelolaan kelekak adalah keberlanjutan. Siapa yang menebang pohon, wajib menanam kembali. Jika diwariskan lintas generasi hingga tidak jelas lagi pewarisnya, maka kelekak berubah menjadi milik desa dan dikelola secara komunal.

“Ini menciptakan kohesi sosial sekaligus menjaga keberlanjutan ekologi,” tegas Retno.

Selain menghasilkan buah-buahan seperti durian, manggis, atau cempedak, kelekak juga menghasilkan produk bernilai tinggi. Sebut saja madu lebah klanceng (Trigona) dan jamur Pelawan yang harganya bisa mencapai jutaan rupiah per kilogram. Hasil-hasil ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan, tetapi juga menjadi sumber pendapatan masyarakat.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: BRINkelekakKepulauan Bangka Belitung

Editor

Next Post
Guru Besar Ekonomi Manajemen Prof. Ahmad Fauzi. Foto FEM IPB University.

Ahmad Fauzi, Kerusakan Lingkungan Akibat Tata Kelola Kebijakan SDA Tak Matang

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media