Minggu, 27 Juli 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Kisah Pasang Surut Teknologi Peringatan Dini Bencana Gempa

Upaya untuk memberikan peringatan dini lebih cepat, tepat dan akurat terus dilakukan BMKG melalui plus minus pengembangan teknologi.

Minggu, 7 Januari 2024
A A
Ilustrasi info gempa dari InaTEWS. Foto wanaloka.com.

Ilustrasi info gempa dari InaTEWS. Foto wanaloka.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Baca Juga: Mengapa Tim Seismologi ITB Pasang 22 Seismograf Pascagempa Sumedang?

Portal MBG memiliki fitur-fitur sebagai berikut:
Pertama, fitur peningkatan kesadaran bencana geologi. Dengan satu klik, masyarakat bisa meningkatkan kesadaran mereka tentang potensi bahaya geologi di lokasi mereka berada.

Kedua, fitur pencarian point of Interest, pengguna dapat mencari dan menganalisis potensi bencana geologi di lokasi tersebut.

Ketiga, fitur kolaborasi data gempa bumi, dengan mengintegrasikan data realtime dari BMKG, peta kawasan rawan bencana gempa bumi, peta geologi, peta petahan aktif, dan katalog gempa bumi merusak, praktisi dapat melakukan analisis geologis secara cepat dan berkala

Baca Juga: Irwan Meilano: Gempa Ishikawa Bukan Terkuat di Jepang, Tapi Picu Tsunami

Keempat, fitur prakiraan gerakan tanah bulanan dengan jalan lintas dan jalan tol, fitur ini memungkinkan pemerintah dan masyarakat untuk mengantisipasi potensi kejadian gerakan tanah di jalan raya dan jalan tol pada bulan yang dimaksud.

Kelima, fitur 3D hipocenter dan deformasi gunung, fitur visualisasi sumber gempa dan perubahan gunung api akibat pergerakan magma.

Keenam, fitur kawasan rawan bencana tsunami dan potensi tinggi tsunami dengan layer pemukiman dari citra satelit.

Baca Juga: Kolaborasi Antarnegara Teliti Asal Populasi Pari Manta di Indonesia

Ketujuh, fitur unduh data kawasan rawan bencana geologi dan Zona Kerentanan Gerakan Tanah (ZKGT) tersedia dalam format vektor maupun raster.

Kedelapan, fitur lainnya termasuk layar penurunan muka tanah kawasan rawan bencana likuifaksi, serta aset di bidang migas dan ketenagalistrikan.

Informasi lebih lanjut tentang portal ini dapat diakses pada tautan sebagai berikut: vsi.esdm.go.id/portalmbg.

Kolaborasi Kearifan Lokal dan Teknologi
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut sistem peringatan dini tsunami di kebanyakan negara belum efektif untuk mengantisipasi terjadinya bencana tsunami, khususnya yang dipicu aktivitas non seismik. Menurut dia, sistem peringatan dini tsunami yang ada, umumnya hanya ditujukan untuk tsunami megathrust yang sebelumnya didahului oleh gempa bumi besar.

Baca Juga: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem hingga 10 Januari 2024

“Indonesia pernah merasakan dua kali tsunami yang justru bukan disebabkan gempa bumi, yaitu tsunami Palu pada bulan September 2018 yang disebabkan tanah longsor. Dan tsunami Selat Sunda yang terjadi pada bulan Desember 2018 yang dipicu aktivitas gunung berapi,” ungkap Dwikorita dalam World Tsunami Awareness Day Webinar yang diselenggarakan oleh UNESCO – IOC Intergovernmental Coordination Group for Indian Ocean Tsunami Warning and Mitigation System pada 7 November 2023.

Dalam webinar yang mengusung tema “Fighting Inequality for a Resilient Future”, Dwikorita mengatakan ketidakmampuan sistem peringatan dini tsunami pada tahun 2018 dalam memberikan informasi yang cepat terhadap tsunami yang dipicu aktivitas non seismik, menjadi pelajaran penting yang segera ditindaklanjuti oleh BMKG.

“Dengan kejadian tsunami 2018 itu, InaTEWS semakin dikuatkan dengan menambah jumlah peralatan sensor gempa untuk merapatkan jaringan monitoring,” kata Dwikorita.

Baca Juga: Awal 2024, Status Gunung Lewotobi Laki-laki Naik Menjadi Siaga

Meski demikian, Dwikorita menegaskan, kesiapsiagaan masyarakat lebih penting, terlepas dari kemajuan teknologi sistem peringatan dini. Masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah pesisir rawan tsunami sangat membutuhkan pendidikan dan kesadaran untuk merespons secara efektif. Mereka memiliki keterbatasan dalam mengakses peringatan dini.

Untuk mendorong tindakan dan kesiapsiagaan dini, informasi yang komprehensif dan mudah dimengerti, ditambah dengan program pendidikan, sangatlah penting. Keunikan dan kompleksitas tsunami membutuhkan teknologi peringatan dini yang inovatif yang digabungkan dengan kearifan lokal.

“Pengetahuan tentang kearifan lokal dapat secara efektif mengakomodasi kemampuan untuk mengakses peringatan dini bagi masyarakat terpencil. Jadi, kolaborasi antara teknologi dan kearifan lokal dapat memperkuat sistem peringatan dini gempabumi dan tsunami,” papar dia.

Baca Juga: Mengenal Beragam Terumbu Karang di Eduminawisata SFV Bangsring Banyuwangi

Dwikorita juga menyinggung soal keberlanjutan upaya mitigasi dan kesiapsiagaan tsunami. Ia mencontohkan upaya kesiapsiagaan di Kota Palu, Sulawesi Tengah yang telah dibangun pada periode 2009-2014, harus kembali dimulai dari nol karena ada pergantian kepala daerah. Tidak adanya keberlanjutan, alhasil ketika tsunami melanda pada 2018, semua orang tidak siap.

“Upaya mitigasi dan kesiapsiagaan harus tetap berlanjut dari generasi ke generasi, tidak terputus. Bukan berarti karena tidak ada tsunami, upaya tersebut berhenti. Ini penting, karena gempa bumi dan tsunami bisa datang sewaktu-waktu,” imbuh Dwikorita mengingatkan.

Ia mengajak seluruh elemen masyarakat, mulai dari akademisi, swasta, NGO, media, dan masyarakat umum untuk bahu-membahu dan berkolaborasi membangun kesiap-siagaan. Dwikorita meyakini kolaborasi tersebut akan semakin memperkuat sistem peringatan dini yang dibangun sehingga dapat semakin menekan risiko akibat gempabumi dan tsunami. [WLC02]

Sumber: UGM, Kementerian ESDM, BMKG

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: BMKGGempa bumiInaTEWSkearifan lokalmitigasi bencanaPortal MBG

Editor

Next Post
Salah satu burung liar yang dilindungi yang gagal dikirim ke Jakarta. Foto ppid.menlh.go.id.

Tanpa Dokumen, Pengiriman 787 Burung Liar ke Jakarta Digagalkan

Discussion about this post

TERKINI

  • Mahkamah Konstitusi menolak pengajuan uji formil UU KSDAHE, 17 Juli 2025. Foto Dok. AMAN.MK Tolak Uji Formil UU KSDAHE, Dissenting Opinion Dua Hakim Sebut Ada Pelanggaran
    In News
    Kamis, 24 Juli 2025
  • Rapat Koordinasi Penanganan Karhutla di Riau, 23 Juli 2025. Foto Dok. BMKG.Juli Puncak Kemarau di Riau, Potensi Karhutla Meningkat hingga Awal Agustus
    In News
    Kamis, 24 Juli 2025
  • Ilustrasi gajah di kawasan DAS Peusangan, Aceh. Foto WWF Indonesia.Lahan Konservasi Gajah dari Prabowo, Pakar Ingatkan Kepastian Status Lahan dan Kesesuaian Habitat
    In News
    Rabu, 23 Juli 2025
  • Komisi XIII menerima audiensi LEM UII Yogyakarta terkait RUU Masyarakat Adat di Gedung DPR, 21 Juli 2025. Foto Runi-Andri/Parlementaria.Lebih Dua Dekade, Baleg dan Komisi XIII DPR Janji Sahkan RUU Masyarakat Adat
    In News
    Rabu, 23 Juli 2025
  • Peresmian Pusat Komando Peringatan Dini Multi Bahaya di Jakarta, 21 Juli 2025. Foto BMKG.Fondasi Gedung Pusat Komando Peringatan Dini Multi Bahaya Sedalam 30 Meter
    In IPTEK
    Rabu, 23 Juli 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media