Penyintas lainnya yang tak menyerah ialah Bunda Euis. Warga Desa Sayang, Kecamatan Cianjur ini juga penyintas gempa Cianjur, mengaku senang hati membantu sesama penyintas.
“Kami sebagai sesama warga Cianjur, melihat warga kita mengalami kesusahan, tentu tergugah untuk membantu,” akunya.
Baca Juga: Sudah Seribu Lebih Warga Lumajang Mengungsi
Euis menjelaskan, masih banyak relawan yang juga sebagai penyintas yang turut melakukan penanganan darurat ini.
“Di gudang ini setidaknya ada tujuh orang yang seperti kami, begitupun di tempat lainnya masih ada,” kata Euis.
Febby dan Bunda Euis menjadi relawan di Gudang Logistik Bale Rancage sejak 22 November hingga 20 Desember 2021.
Baca Juga: Erupsi Gunung Semeru 4 Desember 2022
Tugas mereka untuk mengatur alur keluar masuk barang dan mendistribusikan bantuan baik dari pemerintah, dunia usaha dan masyarakat kepada warga yang membutuhkan.
Direktur Kesiapsiagaan BNPB Pangarso Suryotomo yang membidani relawan, mengungkapkan, hadirnya relawan baik dari warga Cianjur maupun luar Cianjur sangat membantu dalam penanganan bencana.
“Relawan lokal sebagai penghubung dengan relawan luar Cianjur. Relawan luar belum tentu paham lokasi dan adat kebiasaan setempat, sehingga mengurangi kesalahpahaman dengan warga lokal,” ujarnya.
Baca Juga: Anak-anak Korban Gempa Cianjur Tetap Bersekolah
Data BNPB terdapat sekitar 10 ribu relawan yang telah berkontribusi dalam penanganan Cianjur. Setiap harinya yang bergerak sekitar 4 ribuan dengan berbagai klaster sesuai kemampuan relawan masing-masing.
Dianjurkannya, relawan yang baru datang agar berkolaborasi baik dengan relawan maupun personil lain, agar penanganan bencana berjalan baik.
Pangarso berharap kepada para relawan, selain membantu penanganan bencana juga harus menjadi relawan anti-hoaks.
“Relawan yang hadir di Cianjur adalah relawan penanggulangan bencana yang hebat, sekaligus sebagai agen anti-hoaks, jangan sampai relawan ikut menyebarkan hoaks,” pungkas Pangarso. [WLC01]
Sumber: BNPB
Discussion about this post