Wanaloka.com – Sehubungan peningkatan aktivitas Gunung Semeru status Awas, sudah seribu lebih warga Lumajang mengungsi. Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menyebutkan, 1.979 warga Lumajang mengungsi di sebelas lokasi.
Pengungsian terjadi pasca awan panas guguran (APG) Gunung Semeru yang luncurannya mencapai 19 kilometer, bahkan melewati jembatan gantung Gladak Perak, yang menghubungan Kecamatan Pronojiwo dengan Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
Meningkatnya aktivitas Gunung Semeru yang terletak di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur, oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, dinaikkan dari status Siaga atau level III (sejak 16 Desember 2021), menjadi status Awas atau level IV sejak sejak Minggu, 4 Desember 2022, pukul 12.00 WIB.
Baca Juga: Gunung Semeru Status Awas, Puluhan Warga Dievakuasi
Muhari menjelaskan, sebelas titik pengungsian berada di SDN 4 Supiturang dengan jumlah warga Lumajang mengungsi 266 jiwa, Balai Desa Oro-oro Ombo jumlah warga mengungsi 217 jiwa, di SDN 2 Sumberurip jumlah warga mengungsi 119 orang.
Di pengungsian Balai Desa Sumberurip terdapat 228 penduduk, di Balai Desa Penanggal warga mengungsi 131 jiwa, di Pos Gunung Sawur ada 52 jiwa, di Balai Desa Pasirian warga mengungsi 216 jiwa, di Lapangan Candipuro terdapat 150 jiwa, di Kantor Kecamatan Candipuro warga yang mengungsi 600 jiwa, dan sisanya di SMP N 2 Pronojiwo.
Wilayah yang terdampak awan panas guguran Gunung Semeru meliputi Desa Capiturang dan Sumberurip di Kecamatan Pronojiwo, Desa Sumbersari di Kecamatan Rowokangkung, Desa Penanggal dan Desa Sumberwuluh di Kecamatan Candipuro dan Desa Pasirian di Desa Pasirian.
Baca Juga: Gempa Garut Getarannya Dirasakan Hampir se-Pulau Jawa
Discussion about this post