Sabtu, 26 Juli 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Kolaborasi Antarnegara Teliti Asal Populasi Pari Manta di Indonesia

Mengapa penelitian tentang asal populasi ikan pari manta di Indonesia perlu penelitian kolektif beberapa negara?

Rabu, 3 Januari 2024
A A
Ikan pari manta. Foto nusapenida.org.

Ikan pari manta. Foto nusapenida.org.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Tim peneliti Universitas Padjadjaran melakukan penelitian tentang asal populasi ikan pari manta di Indonesia. Penelitian yang diinisiasi Newcastle University itu dilakukan secara kolaboratif antara beberapa negara di dunia, seperti Zanzibar, Maldives, Maladewa, dan beberapa negara pantai di Afrika Timur.

“Kami ingin mengetahui kira-kira populasi ikan pari manta di Indonesia berasal dari satu populasi yang sama dari belahan dunia yang lain atau tidak,” jelas dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Padjadjaran, Alexander MA Khan dalam acara “Hard Talk” bertema “Better the Devil You Know: Addressing Key Data Gaps for the Effective Management of Devil Rays in the Indian Ocean”, Rabu, 3 Januari 2024.

Alex menjelaskan manta ray atau pari manta termasuk dalam spesies ikan yang bermigrasi dari satu kawasan ke kawasan yang lain dalam satu hamparan lautan. Penelitian kolektif itu bertujuan untuk mengidentifikasi asal populasi ikan pari manta di Indonesia dan yang ada di wilayah lainnya.

Baca Juga: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem hingga 10 Januari 2024

Alex juga menjelaskan penelitian yang melibatkan beberapa dosen dari Unpad itu tidak hanya terkait aspek biologis atau identifikasi DNA dari ikan pari manta saja. Melainkan juga menggunakan pendekatan sosial dan ekonomi bagi masyarakat.

“Walaupun ini bycatch, ternyata tetap memiliki nilai jual, sehingga nelayan itu merasa kalau kami lepas ke lautan, meski dalam kondisi hidup rugi, karena mereka bisa jual ke pasar,” jelas Alex.

Pendekatan sosial dan ekonomi yang dilakukan dalam penelitian bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada nelayan mengenai spesies pari manta yang dilindungi pemerintah.

Baca Juga: Awal 2024, Status Gunung Lewotobi Laki-laki Naik Menjadi Siaga

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: booming planktonidentitas DNAikan pari mantapenelitian kolektifUnpad

Editor

Next Post
Pakar gempa ITB, Prof. Irwan Meilano. Foto Dok.ITB.

Irwan Meilano: Gempa Ishikawa Bukan Terkuat di Jepang, Tapi Picu Tsunami

Discussion about this post

TERKINI

  • Mahkamah Konstitusi menolak pengajuan uji formil UU KSDAHE, 17 Juli 2025. Foto Dok. AMAN.MK Tolak Uji Formil UU KSDAHE, Dissenting Opinion Dua Hakim Sebut Ada Pelanggaran
    In News
    Kamis, 24 Juli 2025
  • Rapat Koordinasi Penanganan Karhutla di Riau, 23 Juli 2025. Foto Dok. BMKG.Juli Puncak Kemarau di Riau, Potensi Karhutla Meningkat hingga Awal Agustus
    In News
    Kamis, 24 Juli 2025
  • Ilustrasi gajah di kawasan DAS Peusangan, Aceh. Foto WWF Indonesia.Lahan Konservasi Gajah dari Prabowo, Pakar Ingatkan Kepastian Status Lahan dan Kesesuaian Habitat
    In News
    Rabu, 23 Juli 2025
  • Komisi XIII menerima audiensi LEM UII Yogyakarta terkait RUU Masyarakat Adat di Gedung DPR, 21 Juli 2025. Foto Runi-Andri/Parlementaria.Lebih Dua Dekade, Baleg dan Komisi XIII DPR Janji Sahkan RUU Masyarakat Adat
    In News
    Rabu, 23 Juli 2025
  • Peresmian Pusat Komando Peringatan Dini Multi Bahaya di Jakarta, 21 Juli 2025. Foto BMKG.Fondasi Gedung Pusat Komando Peringatan Dini Multi Bahaya Sedalam 30 Meter
    In IPTEK
    Rabu, 23 Juli 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media