Senin, 27 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Kolang-kaling dan Konservasi Hutan Batang Toru

Pohon aren bagian konservasi alam di wilayah Sitandiang, Sipirok, dari kearifan lokal masyarakat dalam bidang lingkungan.

Selasa, 25 Maret 2025
A A
Proses pengolahan buah aren atau enau (Arenga pinnata), kolang-kaling di Dusun Sitandiang, Desa Bulumario, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Foto Khairulid.

Proses pengolahan buah aren atau enau (Arenga pinnata), kolang-kaling di Dusun Sitandiang, Desa Bulumario, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Foto Khairulid.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Saban menjelang puasa, Gusmiati Siregar (28) memiliki kesibukan rutin di pondok ladangnya di Dusun Sitandiang, Desa Bulumario, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Ini saatnya membuat kolang-kaling, panganan tradisional yang laris pada bulan puasa dan Lebaran.

Pagi menjelang siang, dia sedang merapikan janjang buah aren yang dipanen dari pohon dekat pondoknya yang berada di tepian hutan Batangtoru. Merupakan tugas kaum lelaki memanen janjang itu dari pohon, sementara kaum perempuan memasaknya.

Tahapan pertama dari olahan itu adalah merebus. Buah dimasukkan ke dalam tong rebusan. Selama dua jam, kayu-kayu kering yang diambil dari hutan sekitar, menjadi bara api yang menyala kuat. Setelah dingin, buah aren dipotong ujungnya, lalu dengan alat penekan sederhana, buah kolang-kaling yang putih seperti rambutan, dikeluarkan dari cangkangnya. Setiap buah aren biasanya berisi tiga kolang-kaling, namun kadang ada juga yang berisi empat.

Baca Juga: Perubahan Iklim Tahap Kritis, Kekeringan dan Banjir Terus Berlanjut Tiap Tahun

Kolang-kaling yang baru selesai direbus itu masih belum bisa dimakan. Masih harus diproses lagi. Dipukul-pukul hingga pipih dan kemudian direndam dengan air biasa. Setelah sepekan dalam rendaman, jadilah kolang-kaling itu bentuknya pipih seperti yang biasa ditemukan di pasar. Nantinya bisa diolah menjadi manisan, dikolak atau bahan untuk es campur.

“Kalau tidak direndam, tidak bisa dimakan. Akan gatal,” kata Gusmiati.

Bagi Gusmiati, usaha membuat kolang-kaling ini hanyalah kegiatan tahunan. Sekitar dua minggu menjelang dan saat puasa. Melalui proses yang panjang itu, dapat dihasilkan sekitar 200 kg kolang-kaling. Dijual Rp 6 ribu per kg kepada pengepul yang datang menjemput ke rumah. Lumayan sebagai tambahan biaya rumah tangga bagi warga dusun ini.

Bagian Konservasi

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: hasil hutanHutan Lindung Batang Toru Blok BaratKabupaten Tapanuli SelatanKecamatan SipirokKolang Kalingkonservasi alampohon arenSumatera Utara

Editor

Next Post
Dosen Teknologi Pertanian UGM, Bayu Dwi Apri Nugroho. Foto Dok. UGM

Bayu Dwi Apri, Kenaikan Suhu Bumi Ancaman Ketahanan Pangan Nasional

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media