Minggu, 26 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

KPA Desak Badan Pelaksana Reforma Agraria Nasional Langsung di Bawah Presiden

Kamis, 2 Oktober 2025
A A
Suasana aksi Hari Tani Nasional, 24 September 2025. Foto Dok. KPA.

Suasana aksi Hari Tani Nasional, 24 September 2025. Foto Dok. KPA.

Share on FacebookShare on Twitter

Statusnya yang otoritatif dan kewenangan yang kuat diharapkan mampu mengeksekusi penyelesaian konflik agraria lintas sektor, menjalankan redistribusi tanah kepada petani, buruh tani, nelayan, masyarakat adat dan kelompok marginal lainnya.

Termasuk pengembangan ekonomi menjadi kawasan-kawasan produktif rakyat, pasca penyelesaian konflik agraria dan redistribusi tanah. Kelembagaan ini memiliki syarat utama wajib melibatkan penuh partisipasi rakyat, CSO dan organisasi rakyat yang kredibel, terpercaya dan kompeten.

Kemudian pada kebijakan satu peta, perbaikannya harus diarahkan pada pengakuan peta-peta Lokasi Prioritas Reforma Agraria (LPRA) usulan rakyat oleh petani, masyarakat adat, nelayan, perempuan dan kelompok marginal lainnya. Selama ini, kebijakan satu peta yang dikerjakan pemerintah hanya melakukan sinkronisasi peta antar lembaga dan kementerian, tidak bottom-up process bersama rakyat, nir-transparansi proses, project-oriented.

Baca juga: Porang, Pangan Lokal Alternatif untuk Kemandirian Desa

Lebih-lebih di masa Pemerintahan Jokowi, pendaan proyek satu peta dikendalikan Bank Dunia sehingga berpotensi kuat berorientasi pada pasar tanah bebas yang bertentangan dengan ideologi bangsa, bukan social justice.

“Akibatnya tidak mampu mengurai akar persoalan agraria yang sebenarnya,” kata dia.

KPA juga mengingatkan DPR dan Presiden untuk menjawab tuntutan KPA bersama organisasi tani dan nelayan yang melakukan aksi pada peringatan HTN 2025 dengan menjawab keseluruhan dari Sembilan tuntutan yang telah disampaikan.

Baca juga: Penderita Pikun Bertambah, Belum Ada Obatnya Tapi Ada Pencegahannya

Sembilan tuntutan tersebut adalah jalan perbaikan untuk menguarai 24 masalah agraria struktural yang terjadi selama ini. DPR dan Presiden tidak bisa memisahkan satu sama lain, atau bahkan hanya menjalankan sebagian dari tuntutan tersebut.

KPA juga menyerukan kepada Gerakan Reforma Agraria, seluruh elemen gerakan rakyat yang selama ini setia memperjuangkan agenda Reforma Agraria Sejati (RAS) bersama jaringan dan publik luas untuk terus mengawal dan memastikan sembilan tuntutan perbaikan tersebut dijalankan Presiden dan DPR RI dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. [WLC02]

Sumber: KPA

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: Badan Pelaksana Reforma Agraria NasionalKonsorsium Pembaruan AgrariaPansus Penyelesaian Konflik Agrariareforma agraria

Editor

Next Post
Pihak BNPB memberikan bantuan kepada warga terdampak gempa bumi M5,7 di Situbondo, Jawa Timur, 26 September 2025. Foto Istimewa.

Tren Kebencanaan Meningkat, Pakar Bahas Inovasi Pendanaan Bencana

Discussion about this post

TERKINI

  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
  • Dosen Departemen Geografi Lingkungan UGM, Dr. Emilya Nurjani. Foto kagama.co.Emilya Nurjani, Sampaikanlah Peringatan Dini Cuaca Ekstrem dengan Bahasa Mudah Dipahami
    In Sosok
    Jumat, 24 Oktober 2025
  • Ilustrasi kearifan lokal masyarakat adat Kasepuhan Girijaya di Sukabumi, Jawa Barat. Foto Dok. IPB University.Belajar dari Kearifan Lokal Kasepuhan Girijaya dan Tahura Atasi Perubahan Iklim
    In Rehat
    Kamis, 23 Oktober 2025
  • Ilustrasi Walhi tolak PLTGU Batang. Foto Dok. Walhi.Walhi Tolak Proyek PLTGU Batang, Gunakan Gas Fosil Penyebab Emisi Gas Rumah Kaca
    In Lingkungan
    Kamis, 23 Oktober 2025
  • Ilustrasi biwak yang diperjualbelikan di Indonesia. Foto tomas_a_r_81/pixabay.com.Perdagangan Biawak Diperbolehkan, Tapi Jangan Merusak Ekosistem
    In News
    Rabu, 22 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media