Wanaloka.com — Koalisi Sistem Pangan Lestari (KSPL) bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta meluncurkan buku Jejak Kemandirian Pangan Lokal. Buku ini menghimpun liputan mendalam sepuluh jurnalis yang terpilih dalam Inisiatif Journalist Fellowship 2025 tentang ragam praktik kemandirian pangan di berbagai daerah di Nusantara, di antaranya jurnalis Wanaloka.com.
Melalui kisah-kisah ini, para jurnalis mengungkap pengetahuan, tradisi, dan inovasi dari masyarakat di seluruh Indonesia dalam menjaga sumber pangan lokal yang telah diwariskan lintas generasi.
Di Gunungkidul, misalnya, para petani menghidupkan kembali tanaman pangan yang tahan di lahan kering dengan mengumpulkan dan melestarikan benih-benih lokal. Di Bali, keladi togog kembali dipromosikan sebagai pangan alternatif—mulai dari umbi, batang hingga daunnya bisa diolah, menjadi lauk sampai kudapan. Kelompok perempuan menjadi garda terdepan dalam transformasi pangan lokal.
Sementara di Flores, Nusa Tenggara Timur, masyarakat lokal menjadikan zapu sebagai senjata untuk melawan ketergantungan terhadap beras. Saat harga beras naik, masyarakat bisa mengandalkan uwi zapu (ubi gaplek) sebagai sumber pangan. Beragam kisah lain dari penjuru Nusantara menunjukkan kekayaan pangan lokal yang selama ini jarang mendapat panggung utama.
Baca juga: Yang Bertahan dan Hilang dari Kemandirian Pangan Lokal di Gunungkidul
“Rekan-rekan media menjadi salah satu mitra penting KSPL dalam mendorong terwujudnya transformasi sistem pangan yang holistik dan kontekstual. Hal tersebut yang mendorong kami untuk mengundang jurnalis-jurnalis di seluruh Indonesia untuk dapat berpartisipasi melalui inisiatif Journalist Fellowship 2025. Kehadiran bunga rampai ini harapannya tidak hanya memperkaya wawasan kita, tetapi juga dapat menumbuhkan optimisme bahwa Indonesia memiliki kekuatan besar untuk membangun sistem pangan yang lebih sehat, beragam, berkeadilan, tangguh, lestari, dan bersumber dari kekayaan pangan lokal,” ujar Sakinah Ummu Haniy selaku Communications Lead KSPL di acara peluncuran buku Jejak Kemandirian Pangan Lokal pada Jumat, 5 Desember 2025 di Tamarin Hotel, Jakarta Pusat.
Rangkaian acara peluncuran, diselenggarakan pula talk show bertajuk “Pangan Lokal Kunci Swasembada” yang membuka ruang dialog mengenai peran pangan lokal dalam mewujudkan cita-cita kedaulatan dan swasembada pangan nasional.
Hadir sebagai narasumber, Country Director CIFOR Indonesia yang juga merupakan Profesor di IPB University, Herry Purnomo, Ketua Kelompok Substansi Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Ike Widyaningrum serta Analis Ketahanan Pangan Ahli Madya Pangan Badan Pangan Nasional, Rahmatia Garwan.
Herry Purnomo mengatakan, tantangan utama pelestarian pangan lokal di antaranya terletak pada sudut pandang masyarakat terhadap pangan selain beras. Dari sisi ekonomi dan pasar, pangan lokal juga belum mampu bersaing. Karena itu, diperlukan intervensi pemerintah melalui skema dan kebijakan yang terukur agar pangan lokal bisa masuk ke pasar yang lebih luas.







Discussion about this post