Sasakawa menegaskan komitmennya menjadikan Indonesia sebagai salah satu fokus utama dalam program Zero Kusta di dunia. Dalam pertemuan tersebut, Sasakawa juga menggarisbawahi komitmen WHO dan The Nippon Foundation dalam mendukung Indonesia bebas kusta.
Baca juga: Kawasan Pasar, Kuliner, dan Mal Wajib Kelola Sampah Mandiri
“Kita harus bekerja bersama. Sebelum saya wafat, Indonesia sudah bebas kusta,” harap laki-laki yang telah berusia 86 tahun itu.
Kolaborasi lintas negara dan lintas institusi menjadi penopang utama upaya eliminasi kusta. Selain itu, menurut Budi, kolaborasi lintas sektor di daerah juga penting. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan organisasi internasional seperti Sasakawa Health Foundation yang dipimpin Sasakawa sepakat memperkuat deteksi dini kusta di Indonesia.
“Puskesmas yang menemukan kasus terbanyak akan saya beri hadiah dan penghargaan,” janji Budi.
Baca juga: Riset Bakteri Wolbachia Gantikan Kelambu untuk Kendalikan Malaria di Papua
Langkah ini diambil untuk menghilangkan ketakutan dan praktik menyembunyikan data penderita.
“Yang penting ketemu dulu. Angkanya naik itu bagus. Karena semakin cepat ditemukan, semakin cepat sembuh dan tidak menularkan,” tegas Budi.
Budi pun memastikan kunjungan rutin dan evaluasi berkala setiap tiga bulan untuk memantau progres di lima daerah prioritas, termasuk Sampang.
“Jadi saya akan datang lagi Desember ini. Kami lihat siapa yang paling banyak menemukan kasus,” kata Budi.
Baca juga: Delapan Virus Baru Teridentifikasi pada Kelelawar, Pakar Ingatkan Risiko Zoonosis
PDKT dengan Kumis Pak Kades
Kabupaten Sampang menjadi salah satu kabupaten dengan beban kusta tertinggi di Jawa Timur. Pada 2014, prevalensi kusta tercatat 4,81 persen per 10.000 penduduk, sementara data terbaru menunjukkan penurunan menjadi 2,27 persen per 10.000 penduduk tahun 2024.
Pemerintah Kabupaten Sampang terus berupaya menekan angka kusta dengan beragam cara. Salah satunya menggelar program “PDKT dengan Kumis Pak Kades” alias Peduli Kesehatan Kulit dengan Komunikasi Perubahan Perilaku Masyarakat Desa. Melalui pendekatan berbasis masyarakat dan kerja sama lintas sektor. Sampang menargetkan wilayahnya bebas kusta sebelum 2030.
Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Sampang, dokter Dwi Herlinda Lusi Harini, menjelaskan program “PDKT dengan Kumis Pak Kades” menjadi salah satu inovasi untuk mendekatkan layanan skrining kusta ke masyarakat desa.
Baca juga: Ahli Meteorologi Ingatkan Waspada Kekeringan Meskipun Kemarau Basah
“Lewat PDKT, kami mengajak kepala desa, tokoh masyarakat, dan kader penyintas kusta agar warga lebih terbuka memeriksakan diri. Hasilnya, penemuan kasus kusta jadi lebih cepat,” ungkap dia.
Selain “PDKT”, Sampang juga sudah membentuk lima Desa Sahabat Kusta dan menjalankan program DesaKu Asik yang melatih kader desa membantu edukasi dan pendampingan pengobatan.
Tahun ini, Sampang juga mengadakan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Melalui program ini, warga bisa memeriksakan kesehatan secara gratis, termasuk skrining kusta, tuberkulosis, dan penyakit lain. Dari total sasaran lebih dari 891 ribu penduduk, sudah lebih dari 48 ribu warga mendaftar dan 45 ribu di antaranya mendapatkan pemeriksaan. Skrining kusta juga menyasar anak sekolah.
Baca juga: Mengenal Nimbus, Varian SARS-CoV-2 Dalam Pantauan WHO
“Kami sudah melaksanakan Cek Kesehatan Gratis untuk anak sekolah di berbagai kecamatan. Ini bagian dari upaya menemukan kasus lebih dini dan mencegah penularan,” ujar dia.
Langkah-langkah ini diharapkan bisa mempercepat eliminasi kusta di Sampang. Pemerintah mengajak semua pihak, mulai dari perangkat desa, petugas puskesmas, hingga tokoh agama, untuk terlibat aktif dalam penanggulangan kusta secara menyeluruh.
Namun masih ada tantangan seperti stigma, keterlambatan pengobatan, dan akses layanan yang belum merata. Bupati Sampang, Slamet Junaidi, menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk memastikan layanan kesehatan yang inklusif.
Baca juga: KIKA Ingatkan SLAPP Ancaman Serius Kebebasan Akademik Saksi Ahli di Indonesia
“Sejak penandatanganan komitmen dengan Kementerian Kesehatan, kami langsung bergerak cepat. Layanan kesehatan gratis dan berkualitas harus dirasakan semua warga, termasuk penyintas kusta,” kata dia.
Selain pemeriksaan aktif, pemerintah daerah juga memberikan pelatihan keterampilan dan bantuan modal kerja bagi penyintas kusta yang sudah sembuh agar tetap produktif. [WLC02]
Sumber: Kementerian Kesehatan
Discussion about this post