Minggu, 26 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Makanan Aman Konsumsi, Perhatikan Suhu Penyimpanan dan Berapa Kali Dihangatkan

Menyimpan makanan pada suhu ruang semalaman sangat berisiko, meskipun dipanaskan kembali.

Senin, 29 September 2025
A A
Ilustrasi menghangatkan makanan. Foto Pexels/pixabay.com.

Ilustrasi menghangatkan makanan. Foto Pexels/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Makanan matang yang disimpan dalam suhu ruang 25–30°C hanya aman dikonsumsi dalam waktu 2–4 jam. Jika suhu ruangan lebih dari 32°C, maka batas waktu aman tersebut turun menjadi hanya 1 jam. Ukuran tersebut mengacu pada pedoman dari United States Department of Agriculture (USDA) dan World Health Organization (WHO).

“Setelah melewati waktu tersebut, risiko pertumbuhan bakteri patogen seperti Staphylococcus aureus, E. coli, dan Salmonella meningkat drastis,” jelas dosen Departemen Gizi Masyarakat IPB University, Reisi Nurdiani.

Untuk menjaga keamanan pangan, Reisi menyarankan, jika tidak langsung dikonsumsi, maka makanan sesegera mungkin didinginkan setelah dimasak dan disimpan dalam lemari es bersuhu maksimal 5°C.

Baca juga: Komisi XIII DPR Tolak Relokasi Paksa Warga di Taman Nasional Tesso Nilo

Ia juga menjelaskan pentingnya memperhatikan batas waktu (holding time) makanan berada pada suhu tertentu sebelum dikonsumsi kembali. Sebab mikroorganisme penyebab penyakit tumbuh cepat pada suhu antara 5°C hingga 60°C. Makanan yang akan disimpan semalaman harus segera didinginkan dan dipanaskan kembali ke suhu internal minimal 74°C sebelum dimakan.

Reisi menekankan bahwa menyimpan makanan pada suhu ruang semalaman sangat berisiko, meskipun dipanaskan kembali.

“Beberapa bakteri, seperti Staphylococcus aureus, dapat menghasilkan toksin tahan panas yang tidak bisa dimatikan hanya dengan pemanasan,” ungkap dia.

Baca juga: Inovasi Riset Pangan Lokal Lewat Padi Gamagora 7 dan Pandanwangi Cianjur

Ia juga mengimbau agar pemanasan ulang makanan tidak dilakukan lebih dari satu kali. Pemanasan yang tidak tepat dapat menurunkan kualitas gizi makanan serta meningkatkan risiko kontaminasi.

Dalam hal bumbu, beberapa jenis rempah seperti kunyit, bawang, dan cabai mengandung senyawa antimikroba alami yang dapat memperpanjang umur simpan makanan. Namun, bahan makanan segar seperti sayuran dan daging tetap rentan rusak atau basi apabila dibiarkan pada suhu ruang.

Untuk pekerja yang membawa bekal, ia merekomendasikan menu praktis dan tahan lama, seperti ayam goreng, tempe orek, ayam kecap, serta nasi dengan lauk kering. Ia menyarankan agar sayur berkuah disimpan terpisah. Dan bekal dibawa dalam wadah kedap udara yang food grade atau menggunakan cooling bag apabila memungkinkan.

Baca juga: Klaim Ramah Lingkungan, Anggota Komisi XII DPR dan Pakar Ingatkan Risiko Energi Panas Bumi

Makanan bekal sebaiknya  terdiri dari sumber karbohidrat, protein hewani atau nabati, sayur dan buah. Makanan bekal yang bergizi seimbang adalah makanan yang diolah dari bahan pangan yang beragam dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan gizinya.

“Pastikan juga wadah penyimpanan bersih dan aman agar gizi tetap terjaga hingga waktu makan siang,” pesan dia.

Bahaya menghangatkan ulang makanan

Tak hanya soal suhu penyimpanan memengaruhi layak tidaknya makanan. Menghangatkan kembali masakan berulang kali ternyata juga tak aman. Padahal sering cara itu menjadi pilihan praktis bagi masyarakat dalam memperlakukan makanan yang tak langsung habis.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: aman konsumsimenghangatkan makanansuhu ruang

Editor

Next Post
Porang (Amorphophallus muelleri Bl). Foto petaniporang.id.

Porang, Pangan Lokal Alternatif untuk Kemandirian Desa

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media