Senin, 22 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Makanan Aman Konsumsi, Perhatikan Suhu Penyimpanan dan Berapa Kali Dihangatkan

Menyimpan makanan pada suhu ruang semalaman sangat berisiko, meskipun dipanaskan kembali.

Senin, 29 September 2025
A A
Ilustrasi menghangatkan makanan. Foto Pexels/pixabay.com.

Ilustrasi menghangatkan makanan. Foto Pexels/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Makanan matang yang disimpan dalam suhu ruang 25–30°C hanya aman dikonsumsi dalam waktu 2–4 jam. Jika suhu ruangan lebih dari 32°C, maka batas waktu aman tersebut turun menjadi hanya 1 jam. Ukuran tersebut mengacu pada pedoman dari United States Department of Agriculture (USDA) dan World Health Organization (WHO).

“Setelah melewati waktu tersebut, risiko pertumbuhan bakteri patogen seperti Staphylococcus aureus, E. coli, dan Salmonella meningkat drastis,” jelas dosen Departemen Gizi Masyarakat IPB University, Reisi Nurdiani.

Untuk menjaga keamanan pangan, Reisi menyarankan, jika tidak langsung dikonsumsi, maka makanan sesegera mungkin didinginkan setelah dimasak dan disimpan dalam lemari es bersuhu maksimal 5°C.

Baca juga: Komisi XIII DPR Tolak Relokasi Paksa Warga di Taman Nasional Tesso Nilo

Ia juga menjelaskan pentingnya memperhatikan batas waktu (holding time) makanan berada pada suhu tertentu sebelum dikonsumsi kembali. Sebab mikroorganisme penyebab penyakit tumbuh cepat pada suhu antara 5°C hingga 60°C. Makanan yang akan disimpan semalaman harus segera didinginkan dan dipanaskan kembali ke suhu internal minimal 74°C sebelum dimakan.

Reisi menekankan bahwa menyimpan makanan pada suhu ruang semalaman sangat berisiko, meskipun dipanaskan kembali.

“Beberapa bakteri, seperti Staphylococcus aureus, dapat menghasilkan toksin tahan panas yang tidak bisa dimatikan hanya dengan pemanasan,” ungkap dia.

Baca juga: Inovasi Riset Pangan Lokal Lewat Padi Gamagora 7 dan Pandanwangi Cianjur

Ia juga mengimbau agar pemanasan ulang makanan tidak dilakukan lebih dari satu kali. Pemanasan yang tidak tepat dapat menurunkan kualitas gizi makanan serta meningkatkan risiko kontaminasi.

Dalam hal bumbu, beberapa jenis rempah seperti kunyit, bawang, dan cabai mengandung senyawa antimikroba alami yang dapat memperpanjang umur simpan makanan. Namun, bahan makanan segar seperti sayuran dan daging tetap rentan rusak atau basi apabila dibiarkan pada suhu ruang.

Untuk pekerja yang membawa bekal, ia merekomendasikan menu praktis dan tahan lama, seperti ayam goreng, tempe orek, ayam kecap, serta nasi dengan lauk kering. Ia menyarankan agar sayur berkuah disimpan terpisah. Dan bekal dibawa dalam wadah kedap udara yang food grade atau menggunakan cooling bag apabila memungkinkan.

Baca juga: Klaim Ramah Lingkungan, Anggota Komisi XII DPR dan Pakar Ingatkan Risiko Energi Panas Bumi

Makanan bekal sebaiknya  terdiri dari sumber karbohidrat, protein hewani atau nabati, sayur dan buah. Makanan bekal yang bergizi seimbang adalah makanan yang diolah dari bahan pangan yang beragam dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan gizinya.

“Pastikan juga wadah penyimpanan bersih dan aman agar gizi tetap terjaga hingga waktu makan siang,” pesan dia.

Bahaya menghangatkan ulang makanan

Tak hanya soal suhu penyimpanan memengaruhi layak tidaknya makanan. Menghangatkan kembali masakan berulang kali ternyata juga tak aman. Padahal sering cara itu menjadi pilihan praktis bagi masyarakat dalam memperlakukan makanan yang tak langsung habis.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: aman konsumsimenghangatkan makanansuhu ruang

Editor

Next Post
Porang (Amorphophallus muelleri Bl). Foto petaniporang.id.

Porang, Pangan Lokal Alternatif untuk Kemandirian Desa

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media