“Likuefaksi tipe aliran ini dapat terjadi karena kondisi material tanah yang sangat jenuh air dan relatif dangkal, dan material ini bersumber dari hasil litologi rombakan bagian hulunya (Qvta),” jelas Eko.
Baca Juga: Masa Endemi Tetap Prokes, Kecuali Ada Vaksin 100 Persen Kebal Covid-19
Eko menduga sifat material hasil rombakan ini kemungkinan bersifat non plastis sampai sedikit plastis, kurang padu dan berada dalam kondisi jenuh air. Selain itu, kemiringan lereng yang relatif landai mengarah ke sungai batang timah adalah salah satu faktor penting yang menyebabkan terjadi pergerakan mengalir dengan pemicu guncangan yang sangat kuat berdekatan dengan sumber gempa sekitar 17 kilometer sehingga mengurai dan menghancurkan kekuatan tanah aslinya.
Sedangkan mengenai fenomena semburan lumpur air panas yang juga terjadi akibat gempa bumi Pasaman di lokasi terdampak sekitar 30 meter dari pemandian air panas juga diinformasikan dari beberapa media.
Dugaan sementara, guncangan gempa bumi yang sangat kuat menyebabkan retakan yang memotong akuifer yang berisi air panas dan diperkirakan retakan tersebut menembus ke permukaan aluvium hingga permukaan tanah. Adapun material lumpur adalah material aluvium (Qh) yang terbawa oleh tekanan air yang kuat yang berasal dari akuifer yang mengandung air panas. Sedangkan sebaran air panas yang ada di beberapa titik karena mengikuti bidang lemah yang terbentuk natural.
“Ada kemungkinan spot-spot ini sebagai mud volcano atau kemungkinan sand boil,” kata Eko. [WLC02]
Discussion about this post