Jika proses pembuatan embrio badak Pahu ini dapat berjalan dengan baik dan lancar, maka tim akan menitipkan embrio tersebut ke rahim salah satu badak betina yang berada di Sumatera sebagai induk titip atau induk pengganti (surrogate mother).
Proses tersebut dibantu tim IPB University dan Leibniz Institute for Zoo and Wildlife Research (IZW) Jerman. Ditambah tim dokter hewan dari Taman Nasional Way Kambas, ALERT Indonesia, dan Yayasan Badak Indonesia (YABI).
Indonesia merupakan rumah bagi dua badak paling langka di dunia. Meliputi badak jawa (Rhinoceros sondaicus) yang hanya tersisa di Taman Nasional Ujung Kulon. Serta badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) yang secara terisolir mendiami Kawasan Ekosistem Leuser – Aceh, Taman Nasional Way Kambas dan satu kawasan hutan di wilayah kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.
Baca Juga: Pengendalian Kebakaran Lahan di Kaki Gunung Rinjani dengan Sekat Api
Pahu adalah badak sumatera di Kalimantan berjenis kelamin betina yang telah berhasil dipindahkan dari hábitatnya ke Suaka Badak Kelian (SBK) di Hutan Lindung Kelian PT. Hutan Lindung Kelian Lestari pada tahun 2018.
Pahu mempunyai panjang badan 200 cm dan tinggi 107 cm. Ukuran itu relatif lebih kecil apabila dibandingkan badak yang ada di Sumatera. Berdasarkan struktur giginya, umur Pahu diperkirakan 30 tahun. Berat badan Pahu saat pertama masuk karantina adalah 320 kg dan terus meningkat sejalan tercukupinya nutrisi melalui asupan pakan yang yang diberikan tiap hari. Saat ini, berat badan Pahu sudah mencapai 366 kg dan cukup ideal apabila dibandingkan dengan ukurannya. [WLC02]
Sumber: PPID KLHK
Discussion about this post