Selasa, 16 September 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Mengapa Tahun 2030 Ada Dua Kali Ramadan?

Bagi manusia, waktu merupakan sesuatu yang nyata dirasakan setiap hari, dirasakan melalui kehadiran perubahan di semua aspek kehidupan. Termasuk perubahan terkait fenomena alam tertentu.

Sabtu, 29 Maret 2025
A A
Ilustrasi masjid saat bulan Ramadhan. Foto chiplanay/pixabay.com.

Ilustrasi masjid saat bulan Ramadhan. Foto chiplanay/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Pernah membayangkan Ramadan terjadi dua kali dalam satu tahun? Jika melihat kalender, fenomena unik ini akan terjadi pada 2030 nanti. Bagaimana penjelasan ilmiah dari fenomena ini, khususnya ditinjau dari pendekatan ilmu fisika?

Guru Besar Fisika Teori IPB University, Prof. Husin Alatas mengatakan, bagi fisika, besaran waktu merupakan sebuah misteri yang belum dapat diungkap penjelasannya secara memadai. Bahkan tampaknya tidak akan pernah bisa.

“Bagi manusia, waktu merupakan sesuatu yang nyata dirasakan setiap hari, dirasakan melalui kehadiran perubahan di semua aspek kehidupan. Termasuk perubahan terkait fenomena alam tertentu,” papar Husin.

Bagaimana mengukur besaran waktu?

Husin menjelaskan, untuk menandai dan mengukur besaran waktu, para ilmuwan kerap kali menggunakan fenomena periodik di alam.

Saat ini, penentu waktu yang sangat akurat dan presisi adalah jam kisi optik yang memanfaatkan transisi frekuensi optik pada atom-atom seperti Ytterbium (Yb), Strontium (Sr) ataupun Aluminum (Al).

“Penentuan satuan waktu yang akurat memanfaatkan pola turun-naik level energi elektron pada atom-atom tersebut yang sangat stabil,” ucap pengampu mata kuliah Mekanika Lagrange-Hamilton di Departemen Fisika IPB University ini.

Sementara secara tradisional, sejak dulu telah dikenal cara untuk mengukur waktu dengan memanfaatkan fenomena alam yang bersifat periodik, yaitu pergerakan semu matahari.

Rotasi Bumi menjadi dasar penentuan waktu harian. Adapun revolusi Bumi mengelilingi Matahari menghasilkan gerak semu Matahari yang digunakan untuk penentuan waktu tahunan dan pergantian bulan.

Selain itu, gerak periodik Bulan juga telah lama digunakan untuk penentuan waktu tahunan. Terutama terkait pergantian bulan pada kalender lunar, seperti kalender Hijriah.

Gerak periodik Bulan

Berdasarkan penampakannya, gerak periodik Bulan dapat diklasifikasikan menjadi gerak periodik sideral dan sinodik.

Gerak sideral Bulan adalah gerak revolusi Bulan mengelilingi Bumi yang diukur berdasarkan posisi relatifnya terhadap objek tetap langit (seperti bintang, galaksi, atau kuasar). Satu periode sideral diukur ketika bulan kembali pada posisi semula setelah mengelilingi bumi dan lamanya sekitar 27,32 hari.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: bulan RamadanIPB Universitykalender MasehiProf. Husin Alatastahun 2030

Editor

Next Post
Pulau Nusa Barung di Samudera Indonesia. Foto Dok. BBKSDA Jatim.

Pulau Nusa Barung, Benteng Keanekaragaman Hayati di Samudra Indonesia

Discussion about this post

TERKINI

  • Demonstrasi untuk mendesak penutupan TPL, Juli 2025. Foto Dok. AMAN.Komisi XIII DPR Soroti Dugaan Pelanggaran HAM terhadap Masyarakat Adat Tapanuli Raya
    In News
    Jumat, 12 September 2025
  • Bangunan roboh dampak angin kencang yang melanda wilayah Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Foto Dok BNPB.Hujan Lebat dan Angin Kencang Mengintai 12-18 September 2025
    In News
    Jumat, 12 September 2025
  • Kepala BNPB di antara pengungsi banjir di Bali, 11 September 2025. Foto Dok. BNPB.Tukad Meluap Semalam di Bali, 16 Warga Tewas dan 552 Warga Mengungsi
    In Bencana
    Jumat, 12 September 2025
  • Ilustrasi aplikasi. Foto MariusMB/pixabay.com.Aplikasi SisaJadi, Berdayakan UMKM Kurangi Food Loss hingga Swasembada Pangan
    In IPTEK
    Kamis, 11 September 2025
  • Sampah organik dari sisa makanan program MBG di SPPG Sayang-Sayang, Mataram, NTB. Foto Dok. KLH.Potret Baik Buruk Pengelolaan Sampah Sisa Makanan Program MBG
    In Lingkungan
    Kamis, 11 September 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media