Minggu, 26 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi

Dalam pendekatan ini, tim menciptakan platform RAMIN (R-based Assessment for Modeling Indonesian Nature), yakni sistem daring yang menggabungkan pemodelan hidrologi, emisi karbon, dan valuasi kredit karbon.

Minggu, 26 Oktober 2025
A A
Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.

Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – IPB University kembali menghadirkan solusi dalam mitigasi kebakaran lahan gambut melalui pendekatan ekohidrologi. Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Prof Muh Taufik, mengembangkan sistem deteksi dini kebakaran berbasis Peat Fire Vulnerability Index (PFVI) yang mampu memprediksi kerentanan hingga 14 hari ke depan.

Sistem PFVI telah diimplementasikan di kawasan prioritas restorasi gambut sejak 2021 hingga 2024 melalui kerja sama dengan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM). Penerapannya di enam provinsi utama, yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat.

Namun masih ada kendala dalam pemanfaatan “jendela waktu” 14 hari untuk mitigasi dini.

“Lokasi rawan kebakaran sebenarnya bisa diidentifikasi lebih awal. Tapi dana daerah baru bisa digunakan setelah bencana terjadi, bukan untuk antisipasi. Itu problem utama yang kita hadapi,” ungkap Taufik dalam Sidang Terbuka Orasi Ilmiah Guru Besar IPB University di Kampus Dramaga IPb University, Sabtu, 25 Oktober 2025.

Baca juga: Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan

Luas lahan gambut Indonesia mencapai 14 juta hektare dengan cadangan karbon hingga 50 gigaton, hampir setengah dari total cadangan karbon gambut tropis dunia. Transformasi besar-besaran sejak 1990-an menjadi lahan pertanian dan perkebunan membuat fungsi hidrologi terganggu dan lahan mudah terbakar.

“Penurunan tinggi muka air tanah (TMAT) di bawah 60 cm meningkatkan potensi kebakaran secara signifikan,” kata dia.

Melalui pendekatan ekohidrologi, keseimbangan antara ekologi dan hidrologi dijaga agar lahan gambut tetap basah, emisi rendah, dan biodiversitas terpelihara. Pendekatan ini menawarkan prinsip dual-regulation antara regulasi alami dan aktivitas manusia.

Dalam risetnya, Taufik mengembangkan model PFVI dengan tiga variabel utama: curah hujan, suhu udara, dan TMAT. Integrasinya dengan Weather Research and Forecasting (WRF) yang memungkinkan prediksi kondisi hingga dua minggu ke depan.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Badan Restorasi Gambut dan MangroveCadangan karbonFMIPA IPB Universitykebakaran lahan gambutpendekatan ekohidrologi

Editor

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media