Rabu, 18 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Murraya sumatrana, Tanaman Liar yang Jadi Penyebar Penyakit pada Jeruk

Bukan berarti tanaman liar itu harus diberantas, tetapi justru diperlukan pendekatan pengelolaan berbasis ekosistem.

Jumat, 18 April 2025
A A
Tanaman liar Murraya sumatrana. Foto Dok. peneliti UGM.

Tanaman liar Murraya sumatrana. Foto Dok. peneliti UGM.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Salah satu tanaman asli Indonesia, Murraya sumatrana ternyata bisa terinfeksi bakteri penyebab citrus greening atau huanglongbing (HLB), yaitu penyakit paling destruktif pada jeruk. Tanaman itu sekaligus menjadi agen rahasia penyebar penyakit mematikan bagi jeruk. Padahal Murraya sumatrana adalah tanaman liar yang biasa tumbuh di pekarangan atau di pinggir hutan.

“Murraya sumatrana yang tersebar luas di Indonesia ternyata punya potensi terinfeksi patogen dan menyebarkannya melalui serangga vektor ke tanaman jeruk yang dibudidayakan,” ungkap Guru Besar Fakultas Pertanian UGM, Prof. Siti Subandiyah, Kamis, 17 April 2025.

Baru saja, Siti merilis hasil penelitian kolaboratif internasional yang dipimpin tim UGM. Temuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal Quartil 1 (Q1) Plant Disease edisi April 2024 silam dengan judul “Natural Infection of Murraya paniculata and Murraya sumatrana with ‘Candidatus Liberibacter asiaticus’ in Java”.

Baca juga: Anggota Komisi IV DPR Soroti Deretan Kasus Pagar Laut yang Tak Kunjung Usai

Penelitian ini juga mencatat, bahwa untuk pertama kalinya, M. sumatrana terbukti positif terinfeksi Candidatus Liberibacter asiaticus (CLas), secara alami. CLas merupakan bakteri penyebab HLB yang ditularkan kutu loncat jeruk (Diaphorina citri).

Selama lebih dari setahun, tim peneliti mengambil sampel dari berbagai spesies Murraya yang tumbuh di Yogyakarta, Purworejo, dan Kebun Raya Bogor. Mereka memadukan pendekatan botani klasik dengan analisis DNA kloroplas dan ITS untuk memastikan identitas spesies, lalu menguji keberadaan bakteri menggunakan polymerase chain reaction (PCR) dan real-time PCR.

Hasilnya, ada empat aksesi M. paniculata (kemuning Jepang, tanaman hias) dan tiga aksesi M. sumatrana (kemuning Jawa) yang ditemukan dan mengandung bakteri CLas penyebab HLB.

Baca juga: Magma Erupsi Gunung Ruang 2024 Alami Dekompresi Setara Erupsi Gunung Vesuvius 79 Masehi

Siti selaku pemimpin riset ini mengatakan, bahwa hasil tersebut memperluas pemahaman tentang siklus epidemiologi penyakit HLB di ekosistem tropis.

“Kami harus mulai memperhatikan spesies tanaman liar atau yang tidak dibudidayakan yang hidup berdampingan dengan tanaman jeruk,” imbuh dia.

Dalam konteks ekologi, temuan ini cukup menggugah. Lantaran tidak menunjukkan gejala mencolok saat terinfeksi CLas, keberadaan M. sumatrana sebagai reservoir penyakit sangat mungkin tidak terdeteksi. Jika tidak dikendalikan, spesies ini berpotensi mempercepat penyebaran HLB ke kebun jeruk rakyat maupun industri hortikultura.

Baca juga: TPA Benowo, Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik di Surabaya

Lebih jauh, kutu loncat jeruk (Diaphorina citri) yang menjadi vektor utama penyakit ini, diketahui berkembang biak dengan cepat pada pucuk muda tanaman Murraya. Populasinya meningkat saat musim kemarau dan bisa dengan mudah berpindah ke pohon jeruk yang tumbuh di sekitarnya.

Temuan lapangan menunjukkan bahwa M. paniculata dan M. sumatrana yang tumbuh di sekitar kebun jeruk dan kampus UGM pun dihuni serangga ini dalam jumlah cukup signifikan.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Fakultas Pertanian UGMmanajemen risiko penyakitMurraya sumatranapenyakit huanglongbingtanaman liarvektor penyakit

Editor

Next Post
Masyarakat adat Poco Lek menolak proyek panas bumi. Foto Dok. AMAN

Ada Dugaan Kriminalisasi, Koalisi Serukan Hentikan Proyek Panas Bumi Poco Leok

Discussion about this post

TERKINI

  • Akademisi Sekolah Bisnis IPB University, Nimmi Zulbainarni. Foto Dok. IPB University.Nimmi Zulbainarni, Penambangan Raja Ampat Abaikan Valuasi Ekonomi untuk Keberlanjutan Alam
    In Sosok
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Aksi bebaskan Sorbatua Siallagan di depan gedung Mahkamah Agung RI, 9 Mei 2025. Foto Dok. AMANSorbatua Siallagan Bebas, AMAN Harap MA Konsisten Adili Perkara Serupa
    In News
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Kepala PSA IPB University, Bayu Eka Yulian. Foto Dok. IPB University.Bayu Eka Yulian, Negara Harus Jujur Pertambangan di Pulau Kecil Langgar UU dan Hak Masyarakat Adat
    In Sosok
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Pulau kecil Wawonii yang terancam ekosistemnya akibat aktivitas tambang nikel. Foto jatam.org.Izin Pinjam Pakai Hutan untuk Tambang Nikel di Pulau Kecil Wawonii Dicabut
    In Lingkungan
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Tangkapan layar video yang menunjukkan kolom abu vulkanik yang membumbung tinggi dari erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 17 Juni 2025 sore. Foto BPBD Kabupaten Flores Timur.Status Awas Lagi, Tinggi Kolom Abu Erupsi Lewotobi Laki-laki Capai 10 Km Lebih
    In Bencana
    Selasa, 17 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media