Minggu, 26 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Nyoman Kertia, Tanaman Herbal Potensial Gantikan Obat-obatan Kimia

Minim minat untuk memberdayakan metode pengobatan tradisional dalam praktik medis. Pilih menggunakan bahan baku obat kimia yang 90 persen masih impor.

Jumat, 27 Desember 2024
A A
Pakar tanaman obat tradisional, Prof. Nyoman Kertia. Foto Istimewa.

Pakar tanaman obat tradisional, Prof. Nyoman Kertia. Foto Istimewa.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Salah satu Guru Besar dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Nyoman Kertia memiliki ketertarikan pada obat-obatan tradisional dalam terapan medis modern. Ketertarikannya berangkat dari potensi biodiversitas tanaman herbal Indonesia yang belum banyak dikembangkan.

Sementara 90 persen bahan baku obat kimia sejauh ini masih impor. Kondisi ini menjadi salah satu keresahan Kertia dalam menekuni riset bidang obat-obatan tradisional.

“Akademisi mestinya tidak terjajah oleh pemikiran dan standar barat. Tanaman obat, jika diolah dengan baik, maka akan menjadi obat yang sangat berkhasiat dan aman,” tutur Kertia di Kampus UGM, Jumat, 27 Desember 2024.

Baca juga: ISO 22328-3, Standar Sistem Peringatan Dini Tsunami Berbasis Masyarakat

Ia menyayangkan minim minat untuk memberdayakan metode pengobatan tradisional dalam praktik medis. Padahal potensi tanaman herbal yang dimiliki bangsa Indonesia sebenarnya mampu menggantikan obat-obatan kimia dalam pengobatan modern.

Sementara masyarakat saat ini banyak mengalami gejala-gejala akibat pola makan tidak teratur dan junk food, seperti diabetes, kolesterol, asam urat, bahkan komplikasi stroke dan jantung yang bisa mengancam nyawa. Sayangnya, metode pengobatan tradisional terhadap penyakit tersebut sudah lama ditinggalkan karena pengobatan modern dinilai lebih efektif.

“Banyak masyarakat yang mengalami stress dan penyakit jiwa akibat melupakan konsep hidup ‘nrimo ing pandum’, ‘urip iku urup’,” ujar Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM (FK-KMK) UGM asal Buleleng, Bali ini.

Baca juga: Jelang Natal 2024, Banjir dan Longsor di Mandailing Natal, Situbondo dan Tarakan

Sebagai Ketua Dewan Jamu Daerah Istimewa Yogyakarta dan Ketua Tim Pengembangan Obat Bahan Alam RSUP Dr. Sardjito FK-KMK UGM, Kertia gencar melakukan penelitian untuk mengembangkan obat-obatan yang berbahan dasar herbal.

“Riset yang saya lakukan cukup banyak, misalnya riset temulawak, jahe, kunyit, kulit udang, kedelai, ciplukan, pegagan, obat pikun, serta penyusunan program Yogyakarta Sehat Lestari yang menjadi pedoman pengembangan kesehatan di DIY,” terang dia.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: FK-KMK UGMNyoman Kertiaobat kimiatanaman herbal

Editor

Next Post
Ilustrasi tsunami. Foto KELLEPICS/pixabay.com.

Riset BRIN, Potensi Tsunami di Jakarta 2,5 Jam Usai Megathrust Selatan Jawa

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media