Senin, 22 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Pemanfataan Kawasan Bentang Alam Karst antara Konservasi dan Eksploitasi

Pakar mengingatkan kawasan karst merupakan sumber air andal bagi kehidupan manusia. Terutama di pulau-pulau padat penduduk seperti Jawa, yang kini mengalami kekeringan di beberapa daerah.

Sabtu, 5 Oktober 2024
A A
Citra satelit salah satu kawasan bentang alam karst (KBAK). Foto Dok. BRIN.

Citra satelit salah satu kawasan bentang alam karst (KBAK). Foto Dok. BRIN.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Sumber Daya Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRSDG BRIN), Chusni Ansori menyebutkan bahwa kawasan bentang alam karst (KBAK) merupakan kawasan lindung geologi yang menjadi bagian dari kawasan lindung nasional sesuai dengan Peraturan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) Nomor 17 Tahun 2012. Karst memiliki bentukan permukaan yang disebut eksokartik dan bentukan bawah permukaan yang disebut endokartik.

“KBAK memiliki fungsi ilmiah. Sebab setidaknya ada empat faktor yang mengontrol pembentukan karst, yaitu jenis batuan, struktur geologi, iklim, dan vegetasi,” terang Chusni saat Diskusi Geologi Sumber Daya (Digdaya) seri ke-16 bertajuk “Wonderful Karst, Geodiversity, Geoheritage, and Human Life”, Kamis, 3 Oktober 2024.

Jenis batuan karst adalah batu gamping atau dolomit, Dimana ketebalan dan variasi batuan sangat penting dalam menghasilkan fenomena menarik karst. Struktur geologi terbentuk dari retakan batuan. Pola retakan itu dilalui air sehingga dalam waktu lama menghasilkan gua-gua bawah permukaan.

Baca Juga: Pengusaha Sawit Gusur Lahan dan 10 Petani Pasaman Barat Ditangkap

“Iklim juga berperan dalam pembentukan karst melalui kelembapan, curah hujan, dan parameter lainnya. Sementara vegetasi di permukaan menghasilkan asam yang mempercepat proses pelarutan, sehingga karstifikasi berjalan di bawah permukaan,” jelas Chusni yang juga Ketua Kelompok Riset Geoheritage – Geopark tersebut.

Ketua Program Doktor Ilmu Lingkungan Fakultas Geografi UGM, Eko Haryono menjelaskan, perlindungan gua dan karst membutuhkan panduan khusus. Beberapa aspek panduan tersebut meliputi sifat lingkungan, skala pengelolaan, kegiatan rekreasi dan petualangan gua, show cave, penelitian ilmiah, serta keterlibatan masyarakat adat.

“Diperlukan sosialisasi kepada seluruh pengelola supaya lebih baik lagi dan Indonesia menjadi best practice pengembangan kawasan karst,” kata Eko.

Baca Juga: Keterlibatan Militer dalam PSN di Merauke Ancam Hak Hidup Orang Papua

Senada dengan itu Peneliti Ahli Utama BRIN sebagai Dewan Pakar Komite Nasional Geopark Indonesia, Hanang Samudro, bahwa KBAK mendapat perhatian banyak pihak. KBAK digambarkan sebagai kawasan yang terbentuk akibat pelarutan. Sementara secara luas, KBAK adalah sistem dinamis yang mencakup bentang alam, kehidupan, energi, air, gas, tanah, dan batuan.

“Gangguan pada salah satu unsur ini akan mempengaruhi keseluruhan sistem,” jelas Hanang.

KBAK mempunyai tiga nilai utama, yaitu ilmiah, ekonomi dan kemanusiaan. Nilai ilmiah tergambar dari aspek geologi, klimatologi, paleontologi, arkeologi, biologi dan sebagainya. Nilai ekonomi seperti sektor pertanian, pangan, kehutanan, pengelolaan air, pariwisata dan penggalian batu gamping yang membangun ekonomi dari KBAK. Nilai kemanusian terpotret dari nilai-nilai spiritual, agama, estetika, rekreasi, dan pendidikan di KBAK.

Baca Juga: Tanaman Endemik Smilax nageliana untuk Pakan Ternak Bisa Terancam Punah

Semetara General Manager Badan Pengelola (GM BP) Gunung Sewu UNESCO Global Geopark (UGGp), Budi Martono menyatakan karst Gunung Sewu yang membentang dari Gunungkidul, DIY – Wonogiri, Jawa Tengah  – Pacitan, Jawa Timur merupakan bentang alam yang berkembang pada batu gamping berumur Miosen Tengah. Selain itu memiliki nilai human life (budaya) yang ditinggalkan manusia prasejarah.

“Ekosistem yang menghubungkan komponen geologi dengan biologi (fauna dan flora) membentuk situs alam yang menakjubkan di kawasan ini,” kata Budi.

Pertentangan antara konservasi dan eksploitasi

Ketua Jaringan Geopark Indonesia Mohammad Farid Zaini mengungkapkan, kawasan karst memiliki kekayaan tradisi dan religi. Geowisata di kawasan karst terbukti memberikan dampak ekonomi signifikan bagi masyarakat lokal di sekitarnya.

Baca Juga: Kritik KPA atas Kinerja DPR 2019-2024, Konflik Agraria Terus Menumpuk

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: batu gampingdolomitflora dan faunaGunung Sewu UNESCO Global GeoparkKBAKsungai bawah tanah

Editor

Next Post
Padang Pariaman, Sumatera Barat kembali dilanda banjir dan tanah longsor, 5 Oktober 2024. Foto BPBD Padang Pariaman.

Banjir dan Longsor Kembali Terjang Padang Pariaman

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media