Wanaloka.com – Borehole Disposal (semacam poros sempit yang dibor masuk ke dalam tanah, baik secara vertikal maupun horizontal untuk pembuangan) semestinya dibangun di Indonesia. Tujuannya agar pengelolaan limbah radioaktif dapat tertangani dengan baik dan tidak menimbulkan bahaya bagi masyarakat.
Mengingat Indonesia banyak memanfaatkan sumber radioaktif yang dimiliki industri maupun rumah sakit. Kegiatan pemanfaatan teknologi nuklir tersebut menghasilkan limbah radioaktif yang harus dikelola dengan baik sesuai peraturan yang berlaku agar aman dan selamat bagi manusia dan lingkungan. Berdasarkan data Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), hingga tahun 2023 ada 5.089 buah sumber yang digunakan industri medis serta 8.455 buah sumber yang dimiliki industri non medis.
“Apalagi industri dan rumah sakit semakin berkembang. Tentunya akan semakin banyak sumber bekas yang harus dikelola sebaik mungkin,” kata Kepala Pusat Riset Teknologi Daur Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif (PRTDBBNLR) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Syaiful Bakhri saat membuka webinar bertema “Borehole Disposal Limbah Radioaktif: Pengembangannya di Dunia dan Potensinya di Indonesia” pada 14 April 2023.
Baca Juga: Walhi: Tak Ada Prioritas Keselamatan Lingkungan dalam RPJMN 2005-2025
Pembangunan Borehole Disposal di Indonesia untuk pengelolaan limbah sumber radioaktif terbungkus bekas atau Disused Sealed Radiactive Source (DSRS) diperlukan karena DSRS adalah salah satu jenis limbah radioaktif yang banyak dihasilkan dari kegiatan pemanfaatan teknologi nuklir di rumah sakit dan industri. Penyimpanan sementara DSRS menjumpai kesulitan, terutama terkait kondisi sumber, seperti umur paruh yang panjang, radiasi gamma cukup tinggi serta sistem storage tidak established. Apabila menggunakan disposal model konvensional akan menjadi mahal. Apabila dikembalikan ke negara asal atau ke pabriknya akan menjadi opsi yang cukup sulit.
“Jadi harus ada inovasi baru untuk menjawab semua kesulitan tersebut. Perlu ada disposal yang sustainable,” jelas Peneliti Ahli Utama BRIN, Sucipta.
Borehole Disposal dinilai tidak mahal secara ekonomi dan bisa dengan skala nasional yang kecil, tetapi bisa memenuhi persyaratan standar bagi pekerja, masyarakat, dan lingkungan. Juga bisa menahan atau menghindari terjadinya intrusi oleh pihak-pihak yang tidak diinginkan.
Baca Juga: Gempa Dangkal 6,4 Magnitudo Guncang Wakatobi, BNPB Sebut Situasi Normal
Sucipta menambahkan, Borehole Disposal telah dikembangkan di beberapa negara di dunia, seperti Australia, Brazil, Bulgaria, Malaysia, Norwegia, Afrika Selatan dan Amerika Serikat. Bahkan pada tahun 2020-2021, Indonesia telah melakukan studi untuk Borehole Disposal dalam hal geologi, geofisika, update data lingkungan, safety assessment, dan juga pembuatan SOP.
Menurut Sucipta, BRIN perlu melakukan strategi agar pembangunan Borehole Disposal di Indonesia dapat diterima masyarakat. Yakni dengan melakukan pendekatan berlapis, mulai dari pendekatan teknis, pendekatan sosial, pendekatan ekonomi dan lingkungan, sehingga masyarakat bisa menerimanya. Juga meyakinkan masyarakat akan selamat atau aman dari keberadaan Borehole di suatu tempat.
Discussion about this post