Wanaloka.com – Ada lompatan modernisasi sistem pemantauan pemrosesan dan diseminasi gempa bumi dan tsunami secara nasional. Sebelumnya, peringatan dini diberikan dalam waktu lima menit. Setelah dikerjakan melalui proyek Indonesia Disaster Resilience Initiative Project (IDRIP), peringatan dini dapat disampaikan maksimal 3 menit dan sudah teruji.
“Bahkan beberapa kejadian antara 2 hingga 3 menit. Kemudian lebih akurat, akurasinya meningkat dan jangkauannya juga lebih luas,” tutur Kepala Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG), Prof. Dwikorita Karnawati saat penutupan IDRIP di BNPB, Kamis, 30 Oktober 2025.
Sistem peringatan dini ini diintegrasikan menjadi sistem Multi Hazard Early Warning System (MHEWS) yang dibangun di Kemayoran (Jakarta) yang menjdai sistem utama dan di Denpasar (Bali) yang merupakan backup center. Juga menggabungkan modul seismologi-tsunami dengan jaringan diseminasi terpadu agar aliran informasi dari hulu ke hilir berjalan mulus yang diperkuat super computer.
Baca juga: Percepatan Sistem Peringatan Dini Global, Melindungi Korban dari Perubahan Iklim
Menurut Dwikorita, pengembangan high performance computing digunakan untuk mempercepat analisis gempa dan tsunami secara real time. Bahkan supercomputer yang dihasilkan dari proyek IDRIP diklaim termasuk 500 besar supercomputer di dunia.
“Jadi masuk dalam rentetan 500 besar. Kami beri nama SMONG (Supercomputer for Multi-hazards Operations and Numerical Modelling),” imbuh Dwikorita.
Modernisasi peralatan diimbangi dengan penguatan kapasitas SDM, telah terlaksana lebih dari 40 pelatihan yang melibatkan 1.000+ peserta lintas satuan kerja dan mitra daerah.
Baca juga: Keracunan Berulang, Dosen UGM Lintas Disiplin Desak Evaluasi Tata Kelola MBG







Discussion about this post