Rabu, 18 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Peringati Hari Meteorologi Sedunia, Sekjen PBB Sebut Ulah Manusia Dampak Iklim Semakin Buruk

Sekjen PBB António Guterres menyatakan, gangguan iklim yang disebabkan manusia sekarang merusak setiap wilayah. Peningkatan pemanasan global semakin meningkatkan frekuensi dan intensitas kejadian cuaca ekstrem.

Rabu, 23 Maret 2022
A A
Bencana banjir dan longsor melanda 11 kecamatan di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Rabuu, 16 Maret 2022. Foto Dok BNPB.

Bencana banjir dan longsor melanda 11 kecamatan di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Rabuu, 16 Maret 2022. Foto Dok BNPB.

Share on FacebookShare on Twitter

Bencana hidrometeorologi adalah fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer, air atau lautan. Contoh bencana hidrometeorologi yang sering terjadi di Indonesia di antaranya yaitu, kekeringan, badai petir, banjir, angin kencang, longsor, dan puting beliung.

Berdasarkan data BNPB jumlah kejadian bencana hidrometeorologi di Indonesia pada 2021 meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan meningkatnya aktivitas manusia dan kerusakan lingkungan hidup.

Bencana hidrometeorologi menimbulkan dampak di berbagai sektor di antaranya, sektor permukiman, kesehatan, lingkungan hidup dan kehutanan, pertanian dan perkebunan, transportasi, pariwisata, dan sektor lainnya.

Baca Juga: Walhi: Make Mercury History Hanya Jadi Jargon Apabila Tak Sentuh Akar Masalah

“Untuk mengurangi dampak risiko bencana hidrometeorologi, perlu adanya peran aktif dan berkelanjutan yang diterapkan oleh semua pihak baik dari pemerintah, lembaga, media serta masyarakat. Aksi mitigasi bencana hidrometeorologi diharapkan mampu menjaga kestabilan alam, lingkungan, dan kehidupan umat manusia,” cuit @infoBMKG dalam utas memperingati Hari Meteorologi Sedunia dengan mengkampanyekan #AksiMitigasiBencanaHidrometeorologi #BMKGTanggapBencana.

Sejarah Organisasi Meteorologi Dunia

Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO) secara resmi berdiri pada 23 Maret 1950. Organisasi ini merupakan badan spesialisasi meteorologi yang bernaung di bawah PBB.

WMO merupakan organisasi antar-pemerintah dengan jumlah anggota 193 negara.

Cikal bakal WMO berakar dari International Meteorological Organization (IMO) yang dibentuk pada 1873 di Wina, kemudian dikonvensi PBB menjadi WMO pada 23 Maret 1950.

Baca Juga: Pakar Oseanografi: Air Laut Bisa Jadi Solusi Krisis Air Bersih di Indonesia

Meteorologi berasal dari bahasa Yunani meteorosatau ruang atas (atmosfer), dan logos atau ilmu. Meteorologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari dan membahas gejala perubahan cuaca yang berlangsung di atmosfer.

Meteorologi di Indonesia

Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada 1841, diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor.

Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika.

Dilansir dari laman mkg.itera.ac.id, pada 1866, Pemerintah Hindia Belanda membentuk dan meresmikan instansi pengamatan meteorologi dengan nama instansi Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma.

Baca Juga: Solusi Bau Mulut Akibat Faktor Bawaan: Gosok Gigi dan Gosok Lidah

Kemudian pada 1879 Pemerintah Hindia Belanda membangun 74 stasiun pengamatan penakar hujan di Pulau Jawa.

Pada 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor. Sedangkan pengamatan gempa bumi dimulai pada 1908 dengan pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangkan pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada 1928. [WLC01]

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: bencana hidrometeorologiBMKGcuaca ekstremhari meteorologi seduniamitigasi bencanaOrganisasi Meteorologi DuniaPBBperingatan dini cuacaperubahan iklimSekjen PBB António GuterresSistem peringatan diniWorld Meteorological Organization

Editor

Next Post
Presiden Joko Widodo menanam pohon di titik nol IKN. Foto menlhk.go.id.

Pakar Kehutanan dan Bank Dunia: Konsep Forest City IKN Perlu Partisipasi Masyarakat

Discussion about this post

TERKINI

  • Tangkapan layar video yang menunjukkan kolom abu vulkanik yang membumbung tinggi dari erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 17 Juni 2025 sore. Foto BPBD Kabupaten Flores Timur.Status Awas Lagi, Tinggi Kolom Abu Erupsi Lewotobi Laki-laki Capai 10 Km Lebih
    In Bencana
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Dua perempuan menanam padi di sawah. Foto Wanaloka.com.Teknik Alternate Wetting and Drying Hasilkan Padi Berkualitas dan Rendah Karbon
    In IPTEK
    Senin, 16 Juni 2025
  • Ilustrasi emisi karbon akibat deforestasi. Foto bones64/pixabay.comDokumen Second NDC Disusun, Menhut Minta Lebih Realistis dan Teknokratis
    In News
    Senin, 16 Juni 2025
  • Peneliti Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) IPB University, Maryati Surya. Foto Dok. IPB University.Maryati Surya, Tupai dan Bajing Itu Tak Sama
    In Sosok
    Minggu, 15 Juni 2025
  • Peresmian Gedung Backup Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya BMKG di Badung, Bali, 14 Juni 2025. Foto Dok. BMKG.Gedung Backup Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya Beroperasi 24 Jam Merespons Bencana
    In IPTEK
    Minggu, 15 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media