Wanaloka.com – Pertemuan para Menteri Lingkungan Hidup se-Asia Tenggara dalam The 18th ASEAN Ministerial Meeting on the Environment (AMME) pada 3 September 2025 di Langkawi, Malaysia menghasilkan penguatan kerja sama regional untuk menghadapi krisis lingkungan global. Baik komitmen untuk menghadapi perubahan iklim, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati dengan visi keberlanjutan jangka panjang.
Deputi Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Nilai Ekonomi Karbon, Ary Sudijanto menjelaskan ASEAN sebagai organisasi regional Asia Tenggara harus bergerak bersama melindungi wilayah ini dari ancaman permasalahan lingkungan.
“Sebab perubahan iklim, kehilangan keanekargaman hayati, polusi laut, dan krisis limbah, tidak mengenal batas negara dan wilayah,” tegas Ary di Jakarta, Rabu, 10 September 2025.
Baca juga: Blood Moon, Fenomena Alam Saat Bulan Purnama dan Dapat Diprediksi Jauh Hari
Sementara Indonesia bertekad menjadi pelopor dalam pengelolaan sampah regional dengan target 100 persen sampah, termasuk plastik, terkelola dengan baik pada tahun 2029.
“Kami juga menyerukan agar ASEAN bersatu memperjuangkan kesepakatan global untuk mengakhiri polusi plastik,” imbuh dia yang menjadi mewakili Kementerian Lingkungan Hidup dalam pertemuan tersebut.
Discussion about this post