I Wayan mengimbau agar wisatawan selalu berenang di area yang diawasi penjaga pantai. Selain itu, perlu mengenali tanda-tanda bahaya akibat arus rabak, seperti perubahan warna air atau celah yang tampak jelas pada gelombang yang pecah.
Risiko ini bisa dikurangi dengan membuat peta bahaya arus rabak. Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain memetakan lokasi arus rabak, memasang rambu-rambu, menyiapkan dan meningkatkan kemampuan dan pengetahuan penjaga pantai (coast guard), serta mengedukasi pengunjung sebelum turun ke laut.
Baca juga: Kampus Unpad Punya Teknik Geologi, Tak Serta Merta Tertarik Mengelola Tambang
Apa yang dilakukan apabila terjebak dalam arus rabak?
I Wayan meminta agar tetap tenang dan jangan melawan arus. Berenang sejajar dengan pantai hingga keluar dari jalur arus deras.
“Jika tidak bisa meloloskan diri, mengapunglah dalam posisi terlentang untuk menghemat energi sambil memberi isyarat meminta pertolongan,” tutur dia.
Sebelumnya, Rip Current telah menyeret 13 siswa di Pantai Drini ke tengah laut. Empat di antaranya meninggal dunia setelah terjebak dalam arus rabak. [WLC02]
Sumber: IPB University
Discussion about this post