Ditegaskannya, kelahiran dua anak badak Jawa menambah jumlah anak badak Jawa pada tahun 2022. Setelah pada periode awal tahun ini juga terekam anak badak Jawa yang baru lahir.
Baca Juga: Kukuh Leksono, Bencana adalah Peristiwa Hukum, Semua Berhak Dapat Layanan Kemanusiaan
“Dengan gambaran ini, disamping rekaman kelahiran berbagai satwa liar lainnya dalam tahun 2022 dan dalam beberapa tahun terakhir ini, menunjukkan optimisme perlindungan satwa liar di Indonesia yang semakin baik dengan kerja keras berbagai pihak, dan tentu saja akan terus kita perbaiki,” ucap Menteri Siti.
Menteri Siti berpesan agar jajarannya tidak boleh terlena dengan kegembiraan kelahiran anak badak Jawa ini. Meskipun badak Jawa dapat berkembang biak bukan berarti habitat dan individu badak Jawa aman dari berbagai gangguan.
Aktivitas perburuan, predator, penyakit, kemungkinan inbreeding dan bencana alam menghadang, yang mengancam keberadaan dan kelestarian badak Jawa.
Baca Juga: Walhi, KUHP Menguntungkan Korporasi Penjahat Lingkungan
“Kita dan semua pihak yang membantu dalam upaya pelestarian badak Jawa tidak boleh lengah dan selalu mengantisipasi terhadap setiap ancaman yang mungkin akan terjadi,” jelas Menteri Siti.
Monitoring badak Jawa merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan dalam rangka upaya mendapatkan data time series salah satu spesies kunci yang dimiliki Taman Nasional Ujung Kulon, selain owa Jawa (Hylobates moloch) dan banteng Jawa (Bos javanicus). [WLC01]
Sumber: PPID Kementerian LHK
Discussion about this post