“Kami telah lama meneliti rempah-rempah dan obat tradisional dari Sumatera hingga Merauke. Keberhasilan akreditasi ini juga merupakan hasil kerja sama semua pihak agar hasil riset semakin berkembang dan memberikan manfaat yang lebih luas,” kata dia.
Baca juga: Ular Gadung, Berbisa Tapi Tak Berbahaya
Ruang lingkup kerja sama ini mencakup penelitian dan pengembangan Usnea spp, termasuk survei lapangan untuk mendalami keberadaannya, keanekaragaman jenis, kandungan metabolit sekunder, nilai nutrisi, serta pemanfaatannya secara berkelanjutan.
“Lebih dari sekadar melestarikan kuliner Betawi, riset ini membuka peluang inovasi dan penemuan yang bermanfaat bagi masyarakat di bidang pangan fungsional dan obat tradisional berbasis rempah lokal,” kata seorang peneliti.
Mengingat pemanfaatannya sebagai bahan baku bumbu masakan masih terbatas, eksplorasi lebih dalam diperlukan untuk menggali manfaat dan nilai ekonominya secara optimal.
Baca juga: Hari Pertama hingga Ketiga Usai Lebaran, Gunung Marapi Kembali Erupsi
Kerja sama ini diharapkan tidak hanya memperkuat riset akademik, tetapi juga meningkatkan pemahaman terhadap sumber daya hayati Indonesia. Sekaligus berkontribusi signifikan bagi ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengembangan industri berbasis biodiversitas.
Menurut Kepala PREE BRIN, Asep Hidayat, penelitian ini sejalan dengan mandat PREE dalam riset inovasi di bidang etnobiologi, terutama dalam pemanfaatan sumber daya hayati , baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk bioprospeksi.
Kolaborasi antara lembaga riset dan institusi pendidikan ini diharapkan dapat melahirkan talenta-talenta unggul dari universitas yang siap menjadi periset. Dengan demikian, riset etnobiologi akan terus berkembang, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan serta kebutuhan zaman. Mereka optimis bahwa target yang telah dirancang dalam kerja sama ini dapat tercapai sesuai rencana yang telah ditetapkan. [WLC02]
Sumber: BRIN
Discussion about this post