Wanaloka.com – Gempa bumi dengan magnitudo M6.3 mengguncang Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 2 November 2023, pukul 04:04:45 WIB. Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa di koordinat 123,76 BT dan 10,3 LS, berjarak sekitar 24,32 km tenggara kota Kota Kupang, dan di kedalaman 25 kilometer. Sebelum pemutakhiran data dari BMKG, gempa Kupang disebut bermagnitudo M6.6 dengan kedalaman 10 kilometer.
“Gempa tersebut berdampak pada rusaknya 95 bangunan,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari dalam siaran persnya tertanggal 2 November 2023.
Merujuk data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB yang dikeluarkan pada pukul 21.40 WIB, bangunan rusak tercatat berada di Kabupaten Kupang dengan rincian 40 unit rumah warga, 8 unit fasilitas umum, 19 unit gedung pemerintahan dan 1 unit asrama panti asuhan. Kemudian di wilayah Kota Kupang terdiri atas 20 unit rumah warga, 4 unit gedung perkantoran, 1 unit toko swalayan dan 1 unit hotel. Selanjutnya 1 sarana pendidikan alami kerusakan di Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Baca Juga: Respons Kendala UPT KLHK di Wilayah IKN, Menteri Siti Paparkan 5 Poin Solusi
“Sampai saat ini belum ada laporan terkait adanya korban jiwa maupun mengungsi akibat gempa tersebut,” kata Muhari.
Sebelumnya, Pusdalops BNPB menginformasikan gempa dirasakan kuat dengan periode waktu berbeda, seperti di Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan (TTS) dan Rote Ndao. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menyebutkan guncangan kuat berlangsung selama 2 hingga 5 detik. Warga sempat panik dan berhamburan ke luar rumah.
Sedangkan di Kabupaten TTS, warga merasakan getaran sedang sekitar 1 hingga 3 detik. Warga Kabupaten Rote Ndao malah merasakan durasi guncangan lebih panjang sekitar 5 hingga 6 detik. Warga juga panik dan berhamburan keluar rumah.
Baca Juga: Damayanti Buchori: Belajarlah Kedaulatan Pangan dari Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
Dilihat dari kekuatan gempa yang diukur dengan skala Modified Mercalli Intesity (MMI), Kupang terpantau VI MMI, Kabupaten TTS IV-V MMI, Rote, Waingapu dan Alor III MMI, sedangkan Lembata dan Larantuka II MMI. BMKG mendeskripsikan VI MMI adanya getaran dirasakan semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak ringan.
Berdasarkan kajian inaRISK, wilayah NTT memiliki potensi bahaya gempa bumi dengan kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 22 kabupaten di NTT berpotensi mengalami bahaya tersebut, di antaranya wilayah-wilayah yang melaporkan adanya guncangan.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk tetap waspada terhadap potensi gempa susulan. Dan warga dminta untuk memastikan kondisi struktur bangunan yang terdampak gempa.
Discussion about this post