Kamis, 19 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Purnama Hidayat, Tak Semua Serangga Layak Konsumsi Mudah Didapat di Daerah

Berbeda dengan masyarakat seperti Thailand, Vietnam, dan Cina yang sudah menjadikan serangga bagian dari konsumsi sehari-hari, di Indonesia hanya beberapa daerah saja.

Minggu, 16 Februari 2025
A A
Pakar Entomologi IPB University, Prof. Purnama Hidayat. Foto Do. IPB University.

Pakar Entomologi IPB University, Prof. Purnama Hidayat. Foto Do. IPB University.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Januari lalu, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana mengusulkan pemanfaatan serangga menjadi salah satu menu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Pernyataan tersebut memicu beragam tanggapan dari berbagai pihak.

Peneliti IPB University di Bidang Entomologi, Prof. Purnama Hidayat menyebut serangga memang bisa menjadi alternatif sumber protein, terutama bagi masyarakat yang mengalami kekurangan gizi. Namun, konsumsi serangga lebih sesuai bagi kelompok masyarakat yang sudah terbiasa mengonsumsinya.

“Bisa saja serangga masuk dalam program MBG, tetapi bagi masyarakat yang memang terbiasa mengonsumsinya,” kata Purnama yang juga dosen di Departemen Proteksi Tanaman, IPB University.

Baca juga: Berbahaya, Ikan Piranha hingga Aligator Dimusnahkan di Jakarta Timur

Berbeda dengan masyarakat beberapa negara, seperti Thailand, Vietnam, dan Cina yang sudah menjadikan serangga bagian dari konsumsi sehari-hari. Sementara hanya beberapa daerah saja di Indonesia.

Ia mencontohkan, seperti masyarakat di Indonesia bagian timur, ulat sagu menjadi makanan yang umum dikonsumsi karena mudah didapatkan. Kemudian ada belalang goreng yang biasa dikonsumsi masyarakat di Gunungkidul, kepompong jati di Jawa Tengah dan Jawa Timur, pepes larva lebah (botok tawon) di Jawa Timur, dan lainnya.

Apa manfaat makan serangga?

Dari segi kandungan gizi, banyak hasil penelitian menunjukkan, bahwa serangga memiliki protein yang tinggi. Food and Agriculture Organization (FAO) pun menyatakan bahwa serangga yang dapat dimakan mengandung protein berkualitas tinggi, vitamin, dan asam amino yang bermanfaat bagi manusia.

Baca juga: Perdagangan Satwa Liar Marak Sebab Masih Ada Pasarnya

Berdasarkan laman edibleinsects.com, serangga mengandung protein hewani lengkap yang mencakup sembilan asam amino esensial. Jangkrik, belalang, dan ulat sutra bahkan memiliki antioksidan tiga kali lebih banyak daripada jus jeruk. Selain itu, kandungan vitamin B12 pada jangkrik tiga kali lipat dibandingkan dengan ikan salmon.

Di sisi lain, serangga juga dianggap hewan sumber protein yang lebih efisien dalam memproduksinya. Serangga memiliki tingkat konversi pakan yang tinggi, misalnya jangkrik membutuhkan pakan enam kali lebih sedikit dibandingkan sapi, empat kali lebih sedikit dibandingkan domba, dan dua kali lebih sedikit dibandingkan babi serta ayam broiler untuk menghasilkan jumlah protein yang sama.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Departemen Proteksi Tanaman IPB UniversityPakar EntomologiProf. Purnama Hidayatserangga

Editor

Next Post
Penandatanganan MoU Kemenhut dengan TNI untuk menjaga hutan,12 Februari 2025. Foto PPID KLHK.

Walhi: MoU Kemenhut dengan TNI-Polri Berpotensi Memperburuk Penyelesaian Konflik Kawasan Hutan

Discussion about this post

TERKINI

  • Akademisi Sekolah Bisnis IPB University, Nimmi Zulbainarni. Foto Dok. IPB University.Nimmi Zulbainarni, Penambangan Raja Ampat Abaikan Valuasi Ekonomi untuk Keberlanjutan Alam
    In Sosok
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Aksi bebaskan Sorbatua Siallagan di depan gedung Mahkamah Agung RI, 9 Mei 2025. Foto Dok. AMANSorbatua Siallagan Bebas, AMAN Harap MA Konsisten Adili Perkara Serupa
    In News
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Kepala PSA IPB University, Bayu Eka Yulian. Foto Dok. IPB University.Bayu Eka Yulian, Negara Harus Jujur Pertambangan di Pulau Kecil Langgar UU dan Hak Masyarakat Adat
    In Sosok
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Pulau kecil Wawonii yang terancam ekosistemnya akibat aktivitas tambang nikel. Foto jatam.org.Izin Pinjam Pakai Hutan untuk Tambang Nikel di Pulau Kecil Wawonii Dicabut
    In Lingkungan
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Tangkapan layar video yang menunjukkan kolom abu vulkanik yang membumbung tinggi dari erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 17 Juni 2025 sore. Foto BPBD Kabupaten Flores Timur.Status Awas Lagi, Tinggi Kolom Abu Erupsi Lewotobi Laki-laki Capai 10 Km Lebih
    In Bencana
    Selasa, 17 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media