Minggu, 21 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Riset CfDS UGM, 18 Persen Penyangkal Krisis Iklim dari Indonesia

Jumat, 2 Februari 2024
A A
XR Bunga Terung desak Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berani menyatakan sudah mengalami krisis iklim. Foto XR Bunga Terung Kalimantan Timur.

XR Bunga Terung desak Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berani menyatakan sudah mengalami krisis iklim. Foto XR Bunga Terung Kalimantan Timur.

Share on FacebookShare on Twitter

Isu krisis iklim yang paling banyak ditemukan responden di media sosial, meliouti Instagram (39,3 persen), YouTube (20,6 persen) dan X/Twitter (19,2 persen). Setelah media sosial, berita di televisi lumayan mendapat porsi isu ini dibanding media cetak. Sebagian besar responden pun mengaku sering terpapar informasi tentang krisis iklim, tetapi hanya sebagian kecil yang mencari informasi atau ingin mengetahui lebih lanjut isu krisis iklim.

Keberadaan penyangkal krisis iklim dalam platform tersebut mengalami perubahan perilaku. Sepaham dengan Novi, ⁠Septiaji Eko Nugroho selaku Chairman Mafindo (Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia) menerangkan, kelompok penyangkal krisis iklim semakin pintar memaparkan opininya.

Baca Juga: BMKG Ingatkan Antisipasi Cuaca Ekstrem Hari Pencoblosan Pemilu 2024

“Ada paradigma menarik dari the climate change denier itu mulai bergeser. Kalau dulu mereka benar-benar tidak sepakat dengan krisis iklim. Sekarang, dia lebih licin lagi bisa jadi menerima krisis iklim, tapi dia menganggap solusi scientist ini tidak bekerja,” ucap dia.

Menurut Direktur Eksekutif Nasional Walhi, Zenzi Suhadi, misinformasi perubahan iklim terjadi bukan hanya karena paparan informasi yang salah pada publik. Melainkan juga akibat banyak kepentingan politik global.

“Substansi informasi dan pemahaman itu dirancang untuk memahami sesuatu yang salah agar mendapat dukungan politik dalam pembicaraan iklim secara global,” kata Zenzi.

Contohnya, negara-negara industri mengalami perdebatan yang tajam dengan negara selatan, termasuk Indonesia. Bahwa perubahan iklim diakibatkan dua emisi terbesar, satu emisi industri dan emisi deforestasi. Negara industri mengakui kegiatan industri mereka melepas banyak emisi karbon. Namun mereka menyangkal solusi dari krisis iklim ini adalah menurunkan emisi dari industrinya. [WLC02]

Sumber: UGM

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: Center for Digital SocietyKrisis IklimmisinformasiPenyangkal Krisis Iklim

Editor

Next Post
Konsolidasi masyarakat adat region Kalimantan, 17 Januari 2024. Foto Dok. AMAN.

Isu Masyarakat Adat Terabaikan Capres Cawapres Pemilu 2024

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media