Direktur Jenderal Pengelolaan DAS dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH), Dyah Murtiningsih mengajak seluruh pemangku kepentingan dalam pengelolaan dan rehabilitasi mangrove mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, kelompok masyarakat, perguruan tinggi serta LSM, menyatu dan bekerja sama karena rehabilitasi mangrove tanggung jawab bersama.
Baca Juga: 15 Pembicara dari 6 Negara Bahas Tantangan Dunia Kehutanan
Dalam konferensi pers Tata Kelola dan Peta Jalan Rehabilitasi Mangrove Indonesia, Dyah mengistilahkannya dengan KISS.
“Harus ada koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi (KISS). Inilah yang harus dilakukan, bekerjanya tidak sendiri-sendiri tetapi saling terintegrasi baik di program maupun pelaksanaan kegiatan,” kata Dyah dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, 3 Agustus 2022.
Konsep organisasi pelaksanaan rehabilitasi bakau dari tingkat pusat sampai tingkat tapak, menurut Dyah ada tiga fungsi. Yakni, fungsi regulatif, yaitu memperkuat regulasi dalam rehabilitasi dan pengelolaan mangrove, fungsi pengorganisasian yang memperkuat hubungan dan sinergi antara lembaga dalam penyelenggaraan rehabilitasi dan pengelolaan ekosistem mangrove, dan fungsi operasional sebagai pendamping lapangan, termasuk mendorong Desa Mandiri Peduli Mangrove serta pelibatan kemitraan konservasi dan perhutanan sosial.
Baca Juga: Abrasi di Minahasa Selatan, Warga yang Kehilangan Rumah Akan Direlokasi
Deputi Perencanaan dan Evaluasi BRGM, Satyawan Pudyatmoko menerangkan, luas potensi habitat mangrove pada Peta Mangrove Nasional 2021, sekarang telah berubah menjadi areal tambak yang mendominasi. Analisis lebih lanjut, kata Satyawan, sebagian besar deforestasi terjadi di areal penggunaan lain (APL) yang belum secara kuat terlindungi oleh regulasi yang ada.
Dikatakannya, rehabilitasi bakau didorong karena ekosistem mangrove memiliki multi manfaat dalam ekosistem, perlindungan dari abrasi, kenaikan air laut, angin kencang dan tsunami, kepentingan rekreasi, menyediakan berbagai hasil hutan, dan mendukung produksi perikanan laut.
“Nilai total ekonomi mangrove Indonesia diperkirakan sebesar USD1,5 miliar per tahun,” ujarnya. [WLC01]
Sumber: ppid.menlkh.go.id
Discussion about this post