“Ini adalah kemajuan luar biasa karena jenis-jenis yang ada di sini sebagian besar dilindungi. Kami juga bisa memberikan pelajaran dan pengajaran kepada generasi muda bahwa ada jenis atau famili tanaman yang memiliki peran sangat besar terhadap ekosistemnya,” ujar Ratih.
Rumah kaca Nepenthes yang ada di Cibodas juga dapat memfasilitasi siswa-siswi dan para periset yang ingin belajar serta melakukan penelitian terkait Nepenthes. Dari sisi konservasi, rumah kaca memiliki peran konservasi yang sangat kuat, karena ada beberapa jenis Nepenthes yang sudah hampir terancam punah.
Baca juga: Banjir Bandang di Tapanuli Selatan Akibatkan 10 Warga Terluka
“Ke depan, BRIN bersama MNR akan berkolaborasi untuk melakukan pendataan jenis Nepenthes yang akan dijadikan koleksi,” ungkap dia.
Dari 80 jenis Nepenthes di sana memiliki karakter dan keunikan masing-masing serta memiliki manfaat yang berbeda. Rencananya, pihaknya akan menyusun panduan atau buku katalog terkait karakter unik dari tiap-tiap jenis Nepenthes tersebut sehingga dapat memberikan edukasi bagi siswa siswi maupun masyarakat luas tentang tanaman Nepenthes.
“Serta memasukkan unsur lima tusi kebun raya di dalamnya,” imbuh Ratih.
Baca juga: Risiko Bencana Hidrometeorologi di Jawa Timur, BMKG Cek Alat Pemantau Cuaca
General Manager Kebun Raya Cibodas, Joko Sulistio mengatakan pembukaan kembali rumah kaca Nepenthes untuk menarik pengunjung. Saat ini, rumah kaca tersebut juga memiliki lebih banyak jenis Nepenthes, sehingga dapat menambah wawasan pengunjung mengenai tumbuhan pemakan serangga.
“Kami berharap pembukaan kembali rumah kaca ini agar masyarakat lebih tertarik untuk berkunjung ke Kebun Raya Cibodas, berlibur bersama keluarga, teman dan sahabat sambil belajar mengenal tanaman yang dikenal dengan sebutan kantong semar ini,” ujar Joko.
Dirintis sejak 2009
Perlu diketahui, rumah kaca Nepenthes pertama kali diresmikan bertepatan dengan perayaan ulang tahun ke-162 Kebun Raya Cibodas yang jatuh pada 11 April 2014. Rumah kaca ini dibangun karena tanaman tersebut memiliki nilai konservasi sangat tinggi.
Baca juga: Longsor di Temanggung Satu Tewas, Rob di Indramayu Rendam Ribuan Rumah
Sebanyak 37 persen tanaman Nepenthes yang ada di dunia merupakan jenis yang terancam punah dengan sebaran sangat terbatas, seperti hutan sekunder, hutan rawa, dan hutan kerangas sehingga keberadaannya harus dilestarikan.
Keberadaan Rumah Kaca Nepenthes memiliki keterwakilan jenis kantong semar dataran tinggi yang ada di Indonesia dan menjamin kelestarian kantong semar melalui berbagai upaya perbanyakan dan penelitian di Kebun Raya Cibodas. Rumah Kaca Nepenthes mulai dirintis sejak 2009 melalui kerja sama dengan Komunitas Tanaman Karnivora Indonesia (KTKI).
Baca juga: Darurat! Warga Kampung Tua di Pulau Rempang Diserang Lagi
Rumah Kaca Nepenthes saat ini terlihat berbeda dari sebelumnya, karena tanaman Nepenthes yang ditanam adalah jenis yang adaptif dengan micro climate di dalam rumah kaca. Juga ditambahkan infrastruktur pendukung pemeliharaan Nepenthes yang memadai, seperti sistem penyiraman dengan mesin RO (Reverse Osmosis) dengan misting sprayer dan dripping.
Penambahan instalasi lampu menggunakan jenis lampu grow light yang aman untuk tumbuhan. Selain itu, dibuat papan informasi tentang keunikan dari jenis-jenis Nepenthes yang ada di dalam rumah kaca tersebut. Dengan peningkatan tersebut, diharapkan Nepenthes tetap terjaga dalam pertumbuhan dan perkembangannya. [WLC02]
Sumber: BRIN
Discussion about this post