Selasa, 8 Juli 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Risiko Bencana Hidrometeorologi di Jawa Timur, BMKG Cek Alat Pemantau Cuaca

Rabu, 18 Desember 2024
A A
Kepala BMKG melakukan inpeksi alat pemantau cuaca di Surabaya, 17 Desember 2024.FOTO Dok. BMKG.

Kepala BMKG melakukan inpeksi alat pemantau cuaca di Surabaya, 17 Desember 2024.FOTO Dok. BMKG.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Bencana hidrometeorologi berupa banjir melanda beberapa daerah di Jawa Timur, seperti Ponorogo dan Tuban pekan lalu. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menjelaskan potensi cuaca ekstrem di wilayah Jawa Timur dipengaruhi fenomena anomali iklim global, yaitu pendinginan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik dan Samudera Hindia atau dikenal sebagai La Nina.

“Fenomena ini memicu peningkatan pembentukan awan hujan. Intensitas curah hujan di Indonesia, termasuk Jawa Timur meningkat, sehingga risiko bencana hidrometeorologi di sana juga meningkat,” kata Dwikorita saat menghadiri Rapat Koordinasi Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi di Jawa Timur, Selasa, 17 Desember 2024.

Rapat tersebut juga dihadiri Penjabat Gubernur Jawa Timur Adhi Karyono, Menteri Koordinator PMK Pratikno, Kepala BNPB Suharyanto, dan Anggota Komisi VIII DPR RI Ina Ammania, yang membahas langkah mitigasi untuk menghadapi puncak musim hujan dan potensi bencana hidrometeorologi di wilayah Jawa Timur.

Baca juga: Longsor di Temanggung Satu Tewas, Rob di Indramayu Rendam Ribuan Rumah

Berbeda dengan kondisi tahun lalu yang dipengaruhi El Nino kering. Situasi ini juga memicu sirkulasi siklonik dan munculnya bibit siklon yang menyebabkan angin kencang, gelombang tinggi, hingga potensi hujan ekstrem di beberapa wilayah Indonesia.

Selain La Nina, beberapa fenomena atmosfer lainnya terjadi bersamaan, seperti aktivitas Monsoon Asia, gelombang MJO, serta gelombang Kelvin dan Rossby yang memperparah intensitas hujan. Fenomena ini berlangsung sejak November dan diprediksi memuncak pada Desember 2024 hingga Januari 2025, terutama di wilayah barat Indonesia seperti Laut Natuna, Bangka Belitung, Jabodetabek, dan Jawa Barat. Suhu muka laut yang semakin hangat juga turut memicu sirkulasi siklonik, menyebabkan peningkatan curah hujan signifikan di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sumatra bagian selatan.

Untuk mengantisipasi cuaca ekstrem di Jawa Timur, BMKG telah menyampaikan prakiraan cuaca hingga tujuh hari ke depan. Potensi hujan deras dan angin kencang diprediksi terjadi di sejumlah kabupaten, seperti Bangkalan, Bondowoso, Gresik, dan Banyuwangi.

Baca juga: Darurat! Warga Kampung Tua di Pulau Rempang Diserang Lagi

Puncak cuaca ekstrem diperkirakan terjadi pada 21 Desember dengan kondisi hampir merata di berbagai wilayah. Setelah sedikit menurun pada 22-23 Desember, intensitas hujan diprediksi meningkat kembali pada 24 Desember. Informasi ini diharapkan dapat membantu pemerintah daerah dan masyarakat bersiap menghadapi potensi risiko.

BMKG pun bekerja sama dengan BNPB dan PUPR untuk memetakan wilayah rawan bencana di Jawa Timur, termasuk potensi banjir dan longsor. Melalui overlay data dari berbagai sumber, zona-zona rentan bencana telah diidentifikasi dengan akurat. Tantangan utamanya adalah menentukan waktu pasti terjadinya bencana, seperti longsor. Dengan informasi ini, pemerintah daerah diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan, serta menyusun langkah-langkah mitigasi yang lebih efektif.

“Kami akan melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) bersama BNPB, Pemerintah Jawa Timur, dan stakeholder terkait,” imbuh Dwikorita.

Baca juga: ART, Teknologi Bayi Tabung untuk Penyelamatan Satwa Langka dan Dilindungi

Operasi ini bertujuan untuk mengurangi risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor, dengan mengendalikan curah hujan selama puncak musim hujan. Operasi Modifikasi Cuaca di Jawa Timur dimulai sejak 18 Desember 2024 didukung satu unit pesawat Cessna Caravan C208B-EX dari PT Smart Cakrawala Aviation (reg. PK-SNN) di Posko di Bandara Internasional Juanda Surabaya.

“Langkah ini kami harapkan dapat meminimalkan dampak cuaca ekstrem di zona rawan bencana,” harap Dwikorita.

BMKG juga mendorong masyarakat untuk memanfaatkan aplikasi Info BMKG sebagai langkah mitigasi bencana. Aplikasi ini menyediakan prakiraan cuaca hingga enam hari ke depan, meliputi kondisi curah hujan, suhu, kecepatan angin, dan kelembaban udara di tingkat kecamatan. Dengan informasi ini, masyarakat dapat melakukan antisipasi dini untuk mengurangi potensi kerugian akibat cuaca ekstrem, seperti persiapan infrastruktur, penyesuaian aktivitas, atau evakuasi dini di daerah rawan bencana.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: alat pemantau cuacabencana hidrometeorologiBMKGJawa TimurKepala BMKG Dwikorita Karnawati

Editor

Next Post
Banjir bandang di Tapanuli Selatan, Sumut, 18 Desember 2024. Foto Dok. BPBD Tapanuli Selatan.

Banjir Bandang di Tapanuli Selatan Akibatkan 10 Warga Terluka

Discussion about this post

TERKINI

  • Beberapa pulau-pulau kecil di Raja Ampat, Papua Barat Daya tampak gundul akibat penambangan nikel. Foto Dok. AMAN.BUMN Pertambangan Diminta Serahkan Laporan Tahunan Tepat Waktu
    In News
    Senin, 7 Juli 2025
  • Ilustrasi sampah dari kawasan kuliner. Foto Dennis/pixabay.com.Kawasan Pasar, Kuliner, dan Mal Wajib Kelola Sampah Mandiri
    In News
    Senin, 7 Juli 2025
  • Ilustrasi nyamuk Anopheles. Foto shammiknr/pixabay.com.Riset Bakteri Wolbachia Gantikan Kelambu untuk Kendalikan Malaria di Papua
    In IPTEK
    Minggu, 6 Juli 2025
  • Ilustrasi kelelawar di pepohonan. Foto ignartonosbg/pixabay.com.Delapan Virus Baru Teridentifikasi pada Kelelawar, Pakar Ingatkan Risiko Zoonosis
    In Rehat
    Minggu, 6 Juli 2025
  • Ilustrasi kekeringan. Foto klimkin/pixabay.com.Ahli Meteorologi Ingatkan Waspada Kekeringan Meskipun Kemarau Basah
    In News
    Sabtu, 5 Juli 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media