Di dalam Resalt House terdapat tiga rak susun tempat pembuatan garam. Dengan desain tertutup, produksi garam tidak lagi terganggu hujan maupun banjir rob. Diharapkan hasil produksi lebih stabil dan efisien.
Baca juga: Wisata Arung Jeram Perlu Penguatan Keselamatan dan Keamanan
“Teknologi sederhana ini dinilai mampu meningkatkan produktivitas garam dengan biaya yang terjangkau,” ujar Qonitah, mahasiswa Oseanografi ITB yang terlibat dalam proyek ini.
Pembangunan Resalt House melibatkan tenaga tukang dari warga setempat dan berlangsung dari 31 Mei hingga 6 Juli 2025. Setelah peresmian, tim akan melakukan pemantauan terhadap produktivitas garam yang dihasilkan. [WLC02]
Sumber: ITB
Discussion about this post