Baca Juga: Anak Badak Jawa Kepergok Kamera Jebak di Ujung Kulon, Begini Respon Induknya
Ditemukan bahwa sampah dari Sungai Cisadane dengan menggunakan 11 drifter yang dilepaskan, diketahui dua drifter di antaranya hampir mendekati Madagascar dalam kurun waktu enam bulan.
Kendati hanya 10 persen yang sampai ke Afrika Selatan. Sisanya atau lebih dari 50 persen sampah plastik mengarah ke sungai-sungai di Indonesia yang mencemari wilayah sekitarnya.
“Kalau (sampah plastik) yang dari Jakarta, ke mana? Ke pesisir utara Jakarta, Bekasi, kemudian ke arah Tangerang, ke Sumatera. Itu bolak-balik. Perairan Indonesia itu kompleks. Tergantung dari arusnya membawa ke mana,” terang Reza.
Baca Juga: Warga Jawa Barat Tagih Janji Pemenuhan Hak Atas Tanah di Kawasan Hutan
Sampah plastik di perairan Indonesia, sebagian besar arahnya mengalir ke Samudra Hindia. Di mana, di Samudra Hindia terdapat beberapa negara, seperti Maladewa, Mauritania, dan sebagainya.
Baru 50 persen dibawa ke TPA
Produksi plastik meningkat pesat sampai 20 kali lipat secara eksponensial sejak diproduksi massal pada 1950 hingga saat ini.
“Plastik sebenarnya bukan sesuatu hal yang buruk, tapi bermanfaat. Namun yang jadi masalah adalah ketika produk plastik ini sudah diproduksi, kemudian digunakan, akhirnya terbuang menjadi sampah,” kata Reza.
Baca Juga: Menikmati Eksplorasi Keanekaragaman Biota Laut Pulau Hoga Malam Hari
Lebih dari 60 persen sampah plastik yang dihasilkan secara global, termasuk Indonesia, adalah sampah plastik sekali pakai, seperti plastik sachet, kantong plastik, botol minuman, dan sedotan. Sampah-sampah ini membutuhkan ratusan tahun untuk terurai, mencemari laut, dan merusak habitat biota laut.
Dia menyoroti pengelolaan sampah di Indonesia masih sangat jauh dari kata optimal. Karena sampah yang dibawa ke tempat pengelolaan akhir sampah baru sekitar 50 persen.
Jumlah sampah di Indonesia mencapai 60 juta ton per tahun. Berdasar data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) KLHK, 11 sampai 38 persen di antaranya sampah plastik.
“Jadi memang beragam di tiap lokasi. Apalagi sekarang pasti kita bisa lihat, plastik ini mudah sekali dipergunakan,” kata Reza. [WLC02]
Sumber: BRIN
Discussion about this post