Minggu, 21 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Samsul Kamal: Kurangi Emisi CO2, PLTU Ganti Batu Bara dengan Biomassa

Kritik penggunaan batu bara menjadi bahan bakar PLTU terus menggema. Berbagai alternatif batu bara telah disampaikan para ahli, salah satunya biomassa. Apakah itu?

Kamis, 27 Oktober 2022
A A
Guru Besar Fakultas Teknik UGM, Prof. Samsul Kamal. Foto ugm.ac.id

Guru Besar Fakultas Teknik UGM, Prof. Samsul Kamal. Foto ugm.ac.id

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Sebanyak 52 Pembangkit Listrik Teknologi Uap (PLTU) di Indonesia masih sangat bergantung dengan bahan bakar batu bara. Padahal jenis energi fosil itu dikenal penghasil emisi gas rumah kaca.

Menurut Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Samsul Kamal, lebih baik bahan bakar batu bara PLTU tersebut diganti dengan biomassa. Mengingat sumber daya biomassa di Indonesia melimpah dan dapat diperbarui. Untuk mengaplikasikannya diperlukan teknologi untuk mengganti bahan bakar batu bara dengan biomassa yang dikenal dengan Co-firing.

“Co-firing merupakan solusi strategis dan ekonomis dalam transisi energi di Indonesia. Sekaligus upaya efektif untuk mengurangi emisi CO2,” kata Samsul dalam seminar internasional tentang Rekayasa Energi dan Thermofluid di Hotel Amaranta Prambanan, Yogyakarta, 26 Oktober 2022.

Baca Juga: Laporan Lancet Countdown: Kecanduan Energi Fosil Ancam Kesehatan Global

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan, biomassa memberi manfaat sebagai bahan bakar alternatif karena dinilai rendah emisi sehingga relevan mendukung program energi bersih dan energi hijau dunia.

“Kandungan sulfur dan nitrogen biomassa sangat rendah. Saya kira, PLTU bisa menggunakan tenaga biomassa ini,” ucap Samsul.

Meski demikian, ada tantangan besar pemanfaatan biomassa untuk bahan bakar energi terbarukan. Yakni, dukungan dari pemerintah, dalam hal ini Pembangkit Listrik Negara (PLN) harus mulai mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan batu bara.

Baca Juga: Ini Pesan untuk Tim Relawan Penyelamatan Pendaki Gunung

Namun, jika teknologi co-firing di PLTU dikembangkan dengan baik, maka peningkatan penggunaan biomassa di Tanah Air semakin berkembang dan memiliki nilai jual tinggi.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: batu barabiomassaemisi CO2Emisi gas rumah kacaenergi baru terbarukanenergi biomassaEnergi fosilPLTUProf. Samsul KamalUGM

Editor

Next Post
Prakicu hari ini, 28 Oktober 2022, sebagian wilayah DKI Jakarta dilanda hujan disertai petir. Foto Ilustrasi.

Prakicu Hari Ini Sebagian Wilayah DKI Jakarta Dilanda Hujan Disertai Petir

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media