Minggu, 26 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Samsul Kamal: Kurangi Emisi CO2, PLTU Ganti Batu Bara dengan Biomassa

Kritik penggunaan batu bara menjadi bahan bakar PLTU terus menggema. Berbagai alternatif batu bara telah disampaikan para ahli, salah satunya biomassa. Apakah itu?

Kamis, 27 Oktober 2022
A A
Guru Besar Fakultas Teknik UGM, Prof. Samsul Kamal. Foto ugm.ac.id

Guru Besar Fakultas Teknik UGM, Prof. Samsul Kamal. Foto ugm.ac.id

Share on FacebookShare on Twitter

Teknologi co-firing dapat mengonsumsi 100 persen bahan baku biomassa dengan menggunakan boiler PLTU yang sesuai dengan teknologi co-firing. Perlu upaya peningkatan prosentase pembakaran dengan bahan baku biomassa untuk pembangkit listrik sehingga memerlukan dukungan penelitian lebih lanjut dari sisi material serta aspek pembakaran.

“Kolaborasi penelitian adalah langkah terbaik untuk melakukan itu,” kata Samsul.

Apabila seluruh PLTU sudah menggunakan biomassa, program pengembangan biomassa sebagai energi baru dan terbarukan akan tumbuh dan berkembang baik dari sisi bisnis dan teknologinya.

Baca Juga: Masyarakat Sipil: Perusahaan Karet di Jambi Diduga Lakukan Greenwashing

Lantas, dari manakah sumber daya biomassa itu?

Dari hasil penelitian yang dilakukan, berbagai lokasi sumber energi biomassa yang bisa dimanfaatkan berasal dari hasil hutan tanaman energi atau industri, hutan sosial, limbah penebangan, hasil kayu dari pembukaan lahan, limbah pengolahan kayu, limbah agroforestri, dan dari limbah padat kota.

Adapun jenis tanaman yang potensial dikembangkan sebagai biomassa adalah akasia, kaliandra, gamal, pilang, turi dan lamtoro gung.

“Jenis tanaman ini memiliki karakteristik cepat tumbuh, adaptasi baik, tahan hama dan penyakit. Siklus panen pendek serta memiliki nilai kalor yang tinggi,” papar Samsul. [WLC02]

Sumber: Universitas Gadjah Mada

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: batu barabiomassaemisi CO2Emisi gas rumah kacaenergi baru terbarukanenergi biomassaEnergi fosilPLTUProf. Samsul KamalUGM

Editor

Next Post
Prakicu hari ini, 28 Oktober 2022, sebagian wilayah DKI Jakarta dilanda hujan disertai petir. Foto Ilustrasi.

Prakicu Hari Ini Sebagian Wilayah DKI Jakarta Dilanda Hujan Disertai Petir

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media