Teknologi co-firing dapat mengonsumsi 100 persen bahan baku biomassa dengan menggunakan boiler PLTU yang sesuai dengan teknologi co-firing. Perlu upaya peningkatan prosentase pembakaran dengan bahan baku biomassa untuk pembangkit listrik sehingga memerlukan dukungan penelitian lebih lanjut dari sisi material serta aspek pembakaran.
“Kolaborasi penelitian adalah langkah terbaik untuk melakukan itu,” kata Samsul.
Apabila seluruh PLTU sudah menggunakan biomassa, program pengembangan biomassa sebagai energi baru dan terbarukan akan tumbuh dan berkembang baik dari sisi bisnis dan teknologinya.
Baca Juga: Masyarakat Sipil: Perusahaan Karet di Jambi Diduga Lakukan Greenwashing
Lantas, dari manakah sumber daya biomassa itu?
Dari hasil penelitian yang dilakukan, berbagai lokasi sumber energi biomassa yang bisa dimanfaatkan berasal dari hasil hutan tanaman energi atau industri, hutan sosial, limbah penebangan, hasil kayu dari pembukaan lahan, limbah pengolahan kayu, limbah agroforestri, dan dari limbah padat kota.
Adapun jenis tanaman yang potensial dikembangkan sebagai biomassa adalah akasia, kaliandra, gamal, pilang, turi dan lamtoro gung.
“Jenis tanaman ini memiliki karakteristik cepat tumbuh, adaptasi baik, tahan hama dan penyakit. Siklus panen pendek serta memiliki nilai kalor yang tinggi,” papar Samsul. [WLC02]
Sumber: Universitas Gadjah Mada







Discussion about this post